SANG GADIS, CINTA DAN CACING

Dia seorang gadis remaja yang mulai merasakan benih-benih cinta. Cinta yang menjadikannya kenyang tanpa harus malahap nasi. Cinta yang membuatnya selalu harum mewangi walaupun mandi terkadang sehari sekali. Cinta yang membuatnya pulas walau jarang memejamkan mata. Raganya seolah terbang melambung tinggi menari-nari di angkasa luas, bertegur sapa ditemani angin mendendangkan lagu rindu untuk yang dicinta. Terkadang dia diam, lesu tak bergairah saat sang pujaan hati tiada berita. Atau terkadang karena yang dicinta membuat ulah seumpama Sinchan merepotkan mamanya.
Senyum manisnya selalu mengembang saat sang ponsel idaman mengabarkan sinyal-sinyal cinta dari sang belahan jiwa. Apapun yang sedang ia kerjakan tanpa menuggu komando semua istirahat di tempat, diam tak bergerak, sampai jari lentik sang gadis menjamahnya. O.....................tragis jika barang-barang antik itu harus merasakan sentuhan kasarnya, karena sang gadis sedang berdalih...”Aduh! tugasku belum selesai!
Bruakk bummmm....... wah berantakan! Pena, buku, semua dah bercampur di cucian piring...ckckck......ckkck.... senyum indah itu tak lagi mengembang sempurna…lebih tepatnya senyum yang tak lagi terkategorikan manis! Tapi masam! Perut yang tak pernah merasa lapar kini riuh mendendangkan syair duka cita karena si cacing menangis menagih umpan sejatinya. Ia tak lagi merasa cinta sang gadis mampu membuatnya bertahan….lemas tak berdaya. Cacing marah!benar saja! Cacing marah besar! Brukkkk! Bleep! sang gadis ambruk di depan pintu kamar mandi…dengan segenggam hanphone cintanya. Sang gadis pun dapat memejamkan mata walau sejenak……

latar belakang faham liberalisme masuk ketubuh islam 2012

latar belakang liberalisme indonesiaAllah menjadikan pada setiap zaman para ulama sebagai penerua para anbia adalah merupakan rohmat dan anugrah bagi kita . Para ulama tersebut memberi pandangan positif orang-orang yang lari dari koridor agama ke jalan
yang lurus yakni agama islam membawa mereka dari kegelapan menuju cahaya . Dan menghidupkan orang-orang yang mati hatinya kepada ajaran agama . Umat ini senantiasa dirahmati oleh Allah ketika
berpegang teguh dengan ilmu dan terikat erat dengan para ulama . Hal ini terlihat sekali pada zaman
genarasi-genarasi terbaik atau disebut pada masa keemasan islam , semasa hidup Rasulullah saw pada zaman sahabat, tabi’in, dan masa-masa berikutinya.  Kemudian datanglah setelah generasi tadi genarasi-
generasi belakangan yang menjauh dari etika dan penghormatan terhadap ulama dan lebih cenderung kepada orang-orang yang mereka disebut ” para pemikiran Islam” atau “ cendikiawa Muslim”. Buah pahit yang dirasakan dari ini adalah dicabutnya rahmat Allah swt dnegan timbulnya perpecahan di dalam tubuh kaum muslimin sebagai akibat berbeda-bedanya pemikiran- pemikiran islami yang ada . Yang sangat disayangkan istilah ” pemikiran Islami ”atau “fikroh Islamiyah” hingga hari ini masih banyak dipakai di kalangan kaum muslismin dalamtulisan-tulisan dan pembicaraan mereka . Sejarah  Liberalisme sebagai paham sesungguhnya sudah lama ada , seiring dengan proses penerjemahan buku-buku filsafat Yunani, Persia dan India ke dalam bahasa Arab atas perintah al-Makmum. Sejak itu, seruan kepada wihdatul adyan (penyatuan Agama) dan penisbatan nilai-nilai Agama sudah terdengar.
Penganut paham pluralis ini mengambil patokan tahun 1798 sebagai tonggak berdirinya paham Liberal. Pada tahun 1978 Napoleon Bonaparte menancapkan kukunya di Mesir. Tahun itu sangat bersejarah
sehingga Bernard Lewis menyebutnya sebagai  “ a water shed in history” dan “the firs shock to
Islamic complacency, the first impulse to westernization and reform (lewis 1963: 34)
para sejarawan menyebutkan kedatangan Napoleon di Mesir merupakan tonggak penting bagi Muslim Liberal dan juga bagi bangsa Eropa. Bagi kaum Muslim Liberal, kedatangan itu membuka mata mereka, betapa tentara Eropa yang modern mampu menaklukkan dan menguasai jantung Islam . Bagi orang Eropa, kedatangan  itu menyadarkan betapa mudah menaklukkan sebuah peradaban yang di masa silam
begitu Berjaya dan sulit ditaklukkan . Begitu pentingnya tahun 1798 ini hingga Albert Hourani, sejarawan Inggris keturunan Libanon, menjadikan sebagai awal era Liberal bagi bangsa Arab dan kaum Muslimin.
Seperti yang telah dijelaskan dalam bukunya, Arabic thought in the liberal age.
Kedatangan Napoleon ke Mesir bukan sekedar invasi militer, melainkan juga titik awal westernisasi bangsa
Arab dan kaum Muslimin. Hourani ini menjadikan era liberal sebagai rujukan masa kebangkitan islam di dunia modern.
Pemikiran liberal masuk kedalam tubuh kaummuslimin melalui para penjajah colonial . Kemudian disambut orang-orang yang terperangah dengan moderen .

Batak , Amerika , dan Arab

Saya ingin mempulikasikan humor batak kali ini , meski sering di baca tapi munkin masih mendatangkan tawa :D bagi yang meresapinya  .hmmmm langsung aja deah !!!
Pada jam makan siang , Pelayan menghidangkan makanan pada semua penumpang . Setelah selesai makan lelaki Batak ini memperhatikan lelaki lain yang duduk sejajar dengannya.humor batak
Pertama sekali dia lihat si orang Amerika mengeluarkan selembar uang 100 dollar Amerika , membersihkan mulut dan tangannya dengan uang itu... kemudian di buang ke lanatai''''


Si orang Batak terkejut... "Bahh... kok kau buang uang 100 dollar mu itu???"
Dengan tenangnya si Amerika menjawab (setelah terjemahkan..)

 "Ah, tenang saja Amerika kan kaya, masih banyak dollar!!"


Seterusnya dia lihat si orang Arab, selesai makan mengeluarkan sebotol minyak misik yang asli dan mahal... menyemprotkannya ke tangan dan dada...lalu dilempakan...


Si orang Batak terkejut lagi...
"Bahh... kok kau buang minyak wangi mu itu? Kan masih banyak isinya??"
Dengan tenang si Arab menjawab

"Ah, tenang saja kau , kan Arab kaya, masih banyak minyak di sana!"...

Busyet, si orang Batak terkejut setengah mati. Akhirnya dia ambil lelaki  disebelahnya dia lempar ke laut.

Kali ini lelaki Amerika dan
Arab yang terkejut setengah mati ...
"Kenapa kamu lemparkan dia  ??"

Dengan tenang si orang Batak menjawab,

"Ah, tenang sazza lah, Indonesia kaya, masih banyak orang koruftornya..."

....hihiihhii....
 

Aku hanya sebuah meja makan

Kawan, hari ini aku merasa berduka. Salah jika kau anggap aku sedang putus cinta. Atau kau anggap aku kehilangan rumah. Lebih dari itu. Aku berduka karna aku tak sepertimu. Aku ingin menjerit sekeras-kerasnya meneriakkan ketidakadilan hidup. Bukan hanya karena tak ada secuil nasi ataupun setetes air yang biasanya menambah indah rupaku. Tapi kini, Kain halus berhiaskan rajutan benang emas yang elok tak lagi menyelimuti tubuhku. Rupaku begitu muram, semuram hatiku. Bahkan kini si gila itu telah mengobrak-abrik punggungku. Kepingan gelas dan piring melekat ditubuhku. Tajam! Mencabik-cabik ulu hatiku. Bukan hanya itu, Sosok kekar dan bringas itu berulangkali menghujami wajahku dengan kepalan tangannya yang kaku, meluapkan amarahnya pada Ina.......

            Ina, gadis lembut yang setiap hari merawat dan menjagaku. Lelehan merahnya cabe yang pedas dan panas...atau pekatnya kopi si Bringas, tak pernah ia ijinkan lama menyakiti tubuh mungilku. Ia tak pernah membiarkanku kedinginan karena genangan air yang tumpah. Ia selalu menyingkirkan butiran debu yang melekat dan memberikanku kesegaran. Setiap hari, aku bak bayi yang tak pernah haus kasih sayang dan  selalu menikmati sentuhan hangat ibunya.

            Tapi kali ini.....Ina tak dapat berbuat apa-apa untukku. Ia terkulai tak berdaya di sudut derita. Tatapannya begitu iba. Gerak bibir indahnya pun meneriakkan sesuatu yang tak lagi bersuara. Ohh...ingin sekali aku memeluknya. Menggenggam erat tangannya.  Memberikan kedamaian di hatinya. Mendekapnya erat dengan segenap perasaan. Tapi apa yang bisa aku lakukan?? Menggeser tubuhku pun aku tak kuasa. Meneriakkan jeritan hatikupun aku tak mampu. Aku hanya sebuah meja makan . Jangankan untuk membawanya berlari dari ruang nista ini....untuk menepiskan pisau tajam bersimbah darah ditubuhku pun aku tak mampu! Sungguh aku tak mampu!

            Oh Tuhan! Amis...! ya! bau amis itu kini mengganti semua aroma wangi yang setiap hari Ina ciptakan di sini. Sedang Si Bringas gila itu kini hanya terpaku diam mendekap tubuhku dengan erat.  Muak! Aku Muak!! Jijik!!........Aku jijikk!, harus menjadi tempat bersandar tubuh jahat yang mungkin tak punya secuilpun penyesalan. GILA!!!!!
oleh : Ika Adha

Pengertian , fungsi,peran filsafat pendidikan

Pengertian,fungsi,peran filsafat pendidikan ?

Filsafat pendidikan    

1. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan
Pentingnya filsafat
2. Filsafat pendidikan pelu dipelajari sebab, dengan filsafat kita bisa memilih teori dan metode yang sesui, dengan filsafat kita bisa lebih kritik dalam ilmu, dan bisa memahai konsep ilmu dengan jelas, dan sebagainya

3. Peranan Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan,Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
4. Manfaat pendidikan , Secara umum manfaat pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga negara. Jika hal itu dapat dicapai, maka faktor ketergantungan terhadap lapangan pekerjaan yang sudah ada dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara bertahap.
Tujuan pendidikan, ecara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa datang . Secara khusus pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup bertujuan untuk :
mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan proplem yang dihadapi.
merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam menghadapi kehidupan dimas mendatang.
memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pedidikan berbasis luas.
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
Isi pendidikan, mencerdaskan warga Negara sesui dengan potensi atau pirah manusia
Fungsi filsafat Pendidikan
5. Fungsi filsafat pendidikan,

Memahami persoalan pendidikan secara umum,merumuskanya dalam gambaran pokok sebagai pelengkap yang ada dan hubungannya dengan factor lain.
Penetu arah dan pedoman
Memberi norma dan pertimbangan
Filsafat memberikan landasan yang mendasar bagi perkembangan ilmu
Ilmu memberikan bahan untuk berbagai pemikiran para filsuf.
Pengembangan Kurikulum merupakan salah satu aplikasi dari ilmu yang telah dikaji Sehingga harapan terbesar semuanya dapat membantu manusia dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
SEMOGA  artikel tentang PENGERTIAN FILSAFAT  ini membantu saudara


Model pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik.Pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi merupakan pengembangan dan penjabaran dari Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menekankan pencapaian kompetensi-kompetensi tertentu.
Kompetensi yang dikembangkan adalah keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan, ketidakpastian, dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan. Peserta didik diharapkan agar memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi.
Kecakapan hidup (life skill) yang harus dimiliki siswa; kecakapan mengenal diri (self awarness), kecakapan berpikir rasional (thinking skill), kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademis (academic skill), dan kecakapan vokasional (vocational skill). Karakteristik kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi menurut Depdiknas:
a.    Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
b.    Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. Ini artinya, keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar.
c.    Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
d.    Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber-sumber lain yang memenuhi unsur edukatif.
e.    Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Model pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi Disebut dengan model Desain Sistem Instruksional Berorientasi Pencapaian Kompetensi (DSI-PK), yaitu gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran baik mengenai proses maupun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapaian kompetensi.

Model pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi pada hasil (model Hannafin and Peck.)

Model pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu produk biasanya media pembelajaran misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran atau modul.
Tahap-tahap dalam model Hannafin and Peck : tahap analisis keperluan, tahap desain, dan tahap pengembangan dan implementasi. Tahap analisa kebutuhan atau mengidentifikasi kebutuhan yang meliputi kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran :
a.    tujuan dan objek media pembelajaran yang dibuat.
b.    pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok sasaran.
c.    peralatan dan keperluan media pembelajaran

Model pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi pada kelas (Model ASSURE )

Model pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih.Menyiapkan pembelajaran yang menyenangkan dan menantang, pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan).
Model Assure merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas
Menurut Heinich at.almodel ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
a.    Analyze Learners (analisis peserta didik), disesuaikan dengan tingkat perkembangan, gaya belajar , dan kebutuhan peserta didik.
b.    States Objectives (menyatakan tujuan), difokuskan pada tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
c.    Select Methods, Media, and Material (memilih metode, media, dan materi), pemilihan metode yang tepat dengan tugas pembelajaran, memilih media yang tepat dengan materi yang disampaikan .
d.    Utilize Media and materials (penggunaan media dan bahan), menggunakan dan mendesaian media sebagus mungkin agar pembelajaran lebih menarik dan menantang.
e.    Require Learner Participation (partisipasi peserta didik di kelas), partisipasi aktif peserta didik dalam kelas akan berpengaruh pada pengalaman belajar yang diperoleh selama proses pembelajaran.
f.    Evaluate and Revise (penilaian dan revisi), melihat  seberapa efektif dan efisiennya metode dan media pembelajaran yang dipakai dalam mencapaitujuan pembelajaran

pengertian pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar Sistem pembelajaran adalah keseluruhan komponen pembelajaran yang saling terkait  secara terpadu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Komponen-komponen dalam sistem pembelajaran:
 peserta didik,
  1. guru, 
  2. materi, 
  3. tujuan pembelajaran, 
  4. strategi pembelajaran, media pembelajaran, 
  5. evaluasi pembelajaran, dan sebagainya.

Pengertian Pengajaran ( Defenisi Pengajaran )

Pengajaran-Para ahli berpendapat bahwa pendidikan tidak sama dengan pengajaran. Ada yang berpendpat bahwa pendidika lebih luas dari pada pengarajaran ada juga yang menagtkan pendidikan adalah uasaha pengembangan aspek rohani manusia, sedangkan pengajaran aspek jasmani dan akal saja.Bagaimana duduk persoalannya?

guru besar IKIP BAndung, pernah menjelaskan msalah ini dalam tulisannya. Mneurut pendapatnya, mendiidk dalam arti pedagogis tidak dapt disamakan denganpengertian mengajar.Pengajaran meurut pendapatnya adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak, mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata, yait supaya anak lebih banyak pengetahuaany, lebih cakap berpikir kritis, sistematis da obyektif serta trampil dalam mengerjakan sesuatu.Tujuan pengajaran lebih mudah dari pada tujuan pendidikan.

Uraian ini agak membingungkan.pada satu pihak , ia mengatakan bahwa mendidik tidak sama dengan mengajar. Tetapi pada pihak lain mendidik itu bertujuan mengembangkan seluruh aspek kepribadian. K.H Dewantoro berpendapat bahwa pengajaran itu adalah sebagian dari pendidikan. Ia menyatakan sebagai berikut” pengajaran (onderwijs) itu tidak lain dan tidak bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Jelasnya, pengajaran tidak lain ialah pendidikan dengan cara memberikan ilmu atau pengetahuan kecakapan ”.

Tidak terdapat perbedaan yang mendasar antara pendapat Sikun Pribadi dan pendapat Dewantoro.Menurut mereka mendidik ialah melaksanakan berbagai usaha untuk menolong anak didik dalam menuju kedewasaannya.Salah satu di antara sekian banyak usaha yang dapat dilakukan ialah dengan mengajar. Usaha lain umpamanya memberikan contoh yang baik member hukuman, hadiah,dan sebagainya.

Sekalipun pengertian pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh Sikun Pribadi dan Dewantoro tersebut hanya berlaku bagi pendidikan yang melibatkan guru (si pendidik), namun pengertian itu dapat dipakai, sekurang-kurangnya untuk menentukan pengertian pendidikan dalam arti sempit.

Setelahmengenal sietem dan pengajaran maka selanjutnya kita membahas bahwa yang disebut system pengajarn ialah :

Gagne dalam atwi suparman mengatakan bahwa : system pengajaran adalah suatu set peristiwa mempengaruhi siswa sehingga terjadinya proses belajar . proses belajar yang dilakukan siswa bisa digerakkan olh guru yang dikenal dengan pengajaran bisa juga dilakukan sendiri oleh siswa dengan menggunakan sumber-sumber belajar seperti : nara sumber yang ahli dibidangnya masing-masing buku,  gambar, program televise, dan internet.

Kegiatan pengajaran sebagai suatu system terdapat sub system sebagai berikut : siswa, guru, tujuan, bahan , strategi pengajar, dan evaluasi.
Pengertian lain mengenai system pengajaran dan komponen-komponen system pengajaran dikemukakan oleh umar hamalik yang meliputi unsure-unsur manusiawi, material , fasilitas , perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan . 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem pengajaran adalah suatu kombinasi terprganisasi yng meliputi unsure-unsur manusiawi material , fasilitas, perlngakapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai sesuatu tujuan serta sebagain panduan dalam rangaka perencanaan dan penyelenggaraan pengajaran.

Contoh Judul Skripsi

 Contoh Judul skripsi PAI
diabawah ini ada contoh skrifsi jurusan pendidikan agama islam . silahkan pilih salah satunya :


1.      Nilai-Nilai Pendidikan Pada Hadist Arbai’n An-Nawawiyah

2.      Pengaruh Strategi Critical Incident (Pengalaman Penting) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Mts. (Tempat Yg Mau Diteliti )

3.      Konsep Pendidikan Integral Perspektif Pemikiran Pendidikan Muhammad Natsir

4.      Korelasi Model Pembelajaran Out Bound Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Aqidah Akhlak Di Sd (Tempat Yg Mau Diteliti )

5.      Pengaruh Komite Sekolah Terhadap Peningkatan Bakat Siswa Pada Bidang Studi Al-Qur`An Hadits Di Min (Tempat Yg Mau Diteliti

6.       Peran Guru Pai Dalam Menanggulangi Kemerosotan Moral Siswa Korban Miras Di Man (Tempat Yg Mau Diteliti )

7.      Urgensi Aktivitas Keagamaan Dalam Meningkatkan Pemahaman Tentang Konsep Diri Penderita Kusta Di Desa (Tempat Yg Mau Diteliti )

8.      Pengaruh Penggunaan Metode Pumping Student Terhadap Prestasi Belajar Pai Siswa Di Smp Negeri (Tempat Yg Mau Diteliti )

9.      Pengaruh Implementasi The Learning Cell Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Kelas Xi Ipa Sma (Tempat Yg Mau Diteliti )

10.  Pengaruh Model Pembelajaran Non-Directive Terhadap Keberhasilan Belajar Siswa Pada Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak Di (Tempat Yg Mau Diteliti )

11.  Pengaruh Strategi Spiritual Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas Viii Di Smp (Tempat Yg Mau Diteliti )11. Nisiatif Guru Agama Dalam Menumbuhkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas Xi Di (Tempat Yg Mau Diteliti )

12.  Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Materi Pai Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Di Sma Negeri (Tempat Yg Mau Diteliti )13. Problematika Pendidikan Akhlak Dan Upaya Mengatasinya Di Madrasah Aliyah (Tempat Yg Mau Diteliti )

13.  Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Al Qur`An Di Ma’had (Tempat Yg Mau Diteliti )

14.   Implementasi Metode Team Teaching Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai) Kelas 6 Di Sdn (Tempat Yg Mau Diteliti )

15.   Pendekatan Belajar Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai)

16.   Hubungan Antara Hafalan Al-Qur`An (Juz `Amma) Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Pada Bidang Studi Al-Qur`An Hadits Di Man (Tempat Yg Mau Diteliti )

17.  Studi Korelasi Teori Belajar Sibernetik Dalam Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai) Di Smp (Tempat Yg Mau Diteliti )

18.  Konsep Metode Pendidikan Islam (Studi Pemikiran Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab, Ma)

19.  Profesionalisasi Guru Pai Melalui Jalur Pendidikan Profesi Guru

20.  Konsep Pendidikan Islam Perspektif Mahmud Yunus
 contoh judul skripsi jurusan pendidikan agama islam (PAI) ini di ambil dari berbagai sumber...


Turki Muda

sejarah turki usmaniSultan Abdul Hamid setelah dibubarkannya parlemen dan hancurnya gerakan Usmani Muda, terus memerintah dengan kekuasaan yang lebih absolut. Kebebasan berbicara dan menulis tidak ada. Dalam menentang lawan ia memakai kekerasan, sehingga ada pengarang-pengarang yang memberi sifat tirani kepadanya. Yang menyokong sultan dalam pemerintahan absolut dan kekerasan hanya beberapa pembesar-pembesar kerajaan Usmani. Rasa tidak senang, bukan hanya dikalangan kaum intelegensia yang dipengaruhi pemikiran liberal, tetapi juga di golongan pegawai sipil dan juga di kalangan kaum militer. Bahkan di perguruan tinggi rasa tidak senang itu juga kelihatan meluap ke luar. Dalam suasana demikian timbullah gerakan-gerakan oposisi terhadap pemerintahan Absolut Sultan Hamid, sebagaimana hanya di masa lampau dengan Sultan Abdul Aziz. Oposisi di kalangan perguruan tinggi mengambil bentuk perkumpulan-perkumpulan rahasia. Di kalangan intelegensia pemimpin-pemimpinnya lari ke luar negeri dan dari sana dilanjutkan oposisi mereka. Gerakan di kalangan militer menjelma dalam bentuk komite rahasia. Oposisi yang berbagai kelompok inilah yang kemudian dikenal dengan Turki Muda.

Ide perjuangan Turki Muda antara lain dimajukan oleh tiga pemimpin, Ahmed Riza (1859-1931), Mehmed Murad (1853-1912) dan Pangeran Sabahuddin (1877-1948).

Ahmed Riza adalah anak seorang mantan anggota parlemen pertama bernama Injilliz Ali. Di masa mudanya Ahmed Riza pernah berkunjung  ke desa-desa di turki dan kemelaratan yang diderita kaum petani menusuk hatinya. Ia pun bertekad akan melanjutkan studi di sekolah pertanian untuk kelak dapat bekerja dan berusaha merubah nasib kaum petani yang malang itu. Studi mengena pertanian dilanjutkan di Paris.

            Sekembalinya dari Perancis, ia bekerja di Kementerian Pertanian, tetapi ternyata baginya bahwa hubungan kementerian ini dengan hidup dan kemelaratan kaum petani sedikit sekali. Kementerian iti lebih banyak disibukkan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan birokrasi.

Ia pindah ke kementerian pendidikan, karena dengan pendidikanlah begitu pendapatnya, mata rakyat dapat dibuka dan dengan demikian perubahan nasib mereka  dapat diwujudkan. Juga pengalamannya di kementerian ini saama. Orang sibuk dengan soal-soal birokrasi dan bukan dengan soal-soal pendidikan. Karena sensor ketat, ia tidak dapat mengeluarkan pendapat dan fikirannya dalam surat kabar atau buku, maka ia lihat lebih baik pergi ke Paris kembali. Di sana ia berrjumpa dan bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin yang telah terlebih dahulu menjauhkan diri dari pemerintahan absolut Sultan Abdul Hamid. Di Paris ia mengeluarkan surat kabar Mesveret yang diselundupkan ke Istambul untuk dapat dibaca oleh orang-orang Turki di tanah airnya.

Selama di Perancis Ahmed Riza banyak membaca buku-buku pemikir-pemikir Perancis dan ia amat tertarik kepada falsafat possitivisme August comte (1798-1857). Oleh karena itu ia berpendapat jalan yang harus ditempuh untuk menyelamatkan kerajaan Usmani dari keruntuhan ialah pendidikan dan ilmu pengetahuan positif dan bukan teologi dan metafisika.

            Adanya dan terlaksananya program pendidikan yang baik berhajat pada pemerintahan konstitusional. Pemerintahan konstitusional tidak bertentangan dengan Islam karena dalam Islam terd;pat ajaran musyawah dan musyawarah adalah dasar dari pemerintahan konstitusional. Sistem musyawarah dijalankan bukan hanya oleh Nabi Muhammad SAW tetapi juga oleh Abu Bakar, Umar dan khalifah-khalifah lain.

Selama rakyat Turki masih bersifat kolektif, Sultan tetap akan mempunyai kekuasaan absolut. Sebagai jalan sementara dalam menguasai kekuasaan absolut itu, yaitu sebelum corak masyarakat Turki berubah, ia menganjurkan supaya diadakan desentralisasi dalam bidang pemerintahan. Daerah-daerah diberi otonomi dan sistem otonomi itu sebaiknya dilaksanakan sampai ke tingkat desa.

            Masih dalam buku Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, Ahmad Syaukani memaparkan bahwa Ahmed Riza mengajak Sultan Abdul Hamid mengubah sikap serta politik dan menghidupkan kembali pemerintahan konstitusional agar pecahnya revolusi di Kerajaan Usmani dapat dielakkan.

Harun Nasution mengemukakan pendapat Ahmed Riza bahwa jalan yang ampuh untuk merubah sifat masyarakat dari kolektif menjadi individual adalah pendidikan. Rakyat Turki harus dididik dan dilatih dan dapat berdiri sendiri untuk merubah nasibnya. Salah satu jalan lain lagi ialah merubah sistem hak milik dan kolektif menjadi hak sistem milik pribadi. Dengan demikian anggota masyarakat tidak banyak lagi begantung pada kelompoknya. Pangeran Sabahudin jug menerbitkan majalahnya sendiri. Yang diberi nama Terreki (kemajuan).

            Pemikir ketiga, Mehmed Murad berasal dari Kaukakus dan lari ke Istambul di tahun 1873 setelah gagalnya pemberontakan Syaikh Syamil di daerah itu. Ia belajar di Rusia dan di sanalah ia berjumpa dengan ide-ide Barat, tetapi ajaran-ajaran Islam masih mempunyai pengaruh besar terhadap pekembangan pemikirannya. Ia mencoba memberi nasihat kepada Sultan agar diadakan perubahan-perubahan dalam sistem pemerintahan, tetapi ditolak dan akhirnya ia terpaksa lari ke Eropa. Sebaagai Ahmed Riza dan Sabahuddin ia juga menerbitkan majalah dengan nama Mizan (timbangan).

            Ia berpendapat bahwa bukanlah Islam yang menjadi sebab bagi mundurnya Kerajaan Usmani, dan bukaan pula rakyatnya, sebab kemunduran terletak pada Sultan yang memerintah secara absolut. Oleh karena itu, kekuasaan Sultan harus dibatasi. Sebagai pemimpin lain ia berpendapat bahwa musyawarah dalam Islam sama dengan pemerintahan konstitusional Barat. Karena Sultan tidak setuju dengan konstitusi, ia mengusulkan supaya didirikan Badan Pengawas yang tugasnya ialah menjaga supaya undang-undang tidak dilanggar pemerintah. Di samping itu perlu pula diadakan Dewan Syari’at Agung yang anggotanya tersusun dari wakil negara-negara Islam di Afrika dan Asia. Ketuanya ialah Syaikh Al-Islam Kerajaan Usmani. Sama halnya dengan Badan Pengawas, Dewan Syari’at Agung bertugas untuk menjaga supaya sistem musyawarat dalam pemerintahan tidak dilanggar oleh Sultan.

            Mehmed Murad mempunyai faham pan-Islam. Ia melihat bahwa salah satu sebab bagi kelemahan Kerajaan Usmani adalah renggangnya hubungan Istambul dengan daerah-daerah lain, terutama yang berada di bawah kekuasaan Turki. Ia ingin kembali menghidupkan kembali rasa saling percaya antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

            Sungguhpun ada perbedaan pandangan politik antara ketiga pemuka di atas beserta pengikut masing-masing, mereka sepakat untuk menggulingkan Sultan Abdul Hamid. Keputusan ini diambil setelah diadakan dua kali konferensi di Eropa yang terakhir pada tahun 1907 di Paris.

            Dalam pada itu di tanah air sendiri gerakan golongan militer dengan komite-komite atau sel-sel rahasia mereka mulai meningkat. Di Damsyik terdapat komite Tanah Air atau dan kemerdekaan yang mempunyai cabang-cabang antara lain di Yaffa dan Yerussalem. Mustafa Kemal yang kemudian terkenal dengan panggilan Attaturk adalah salah satu pemimpinnya. Komite atau sel serupa sendiri di tempat-tempat lain seperti Salonika, Masedonia dan Edirne. Tetapi yang termasyhur di antara semua itu adalah Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan (Ittihad Ye Terekki).

            Di tahun 1908 Batalyon III Yang Berada di Masedonia dan Batalyon II Di Edirne mulai berontak. Tentara di Salonika, Monastri dan Anatolia turut pula berontak. Di antara perwira-perwira tinggi yang turut memegang pimpinan pemberontakan terdapat Enver Bey dan Ahmed Nizayi. Dalam suasana demikian, Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan muncul ke depan dengan teaang-terangan, dan menuntut dihidupkan kembali konstitusi 1876. Dalam pada itu diambil keputusan akan menggulingkan Sultan Abdul Hamid dan 1000 tentara akan menyerbu Istambul. Terhadap ancaman yang demikian Sultan Abdul Hamid mengambil keputusan menghidupkan kembali konstitusi 1876 untuk menyelamatkan kedudukannya sebagai Sultan.

            Pemilihan umum diadakan dan terbentuklah parlemen baru. Sebagai ketua dipilih Ahmed Riza dari Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan Turki Muda, dengan berhasilnya pemberontakan mereka terhadap kekuasan absolut Sultan Abdul Hamid, turut memegang kekuasaan.

            Di dalam parlemen terdapat dua fraksi, fraksi liberal yang menghendaki desentralisasi dan pemerintahan otonomi bagi daerah-daerah. Dengan politik ini mereka bermaksud untuk dapat untuk mempertahankan utuhnya kesatuan kerajaan Usmani. Fraksi yang satu lagi ingin mempertahankan sentralisasi dengan unsur Turki sebagai pemegang kekuasaan pusat. Fraksi ini dipengaruhi oleh ide nasionalisme.

            Pemerintah persatuan dan kemajuan dari semenjak mulai memegang kekuasaan telah dihadapkan dengan problema-problema. Kekacauan yang ditimbulkan pemberontakan 1908 di Istambul, dipakai oleh Australia sebagai kesempatan untuk menggabungkan Bosnia dan Herzegovina ke dalam lingkungan daerah kekuasaanya. Bulgaria mengumumkan kemerdekaanya. Pulau Kreta menggabungkan diri dengan Yunani. Negara Balkhan mulai mengadakan serangan-serangan terhadap daerah pusat Kerajaan Usmani.

Di daerah Pusat sendiri, rakyat masih banyak yang setia kepada sultan sebagaai khalifah dan Sultan Abdul Hamid tidak tinggal diam. Dari golongan ulama dan tarekat Bekhtasyi timbul pula kritik terhadap politik pembaharuan Turki Muda yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Barat. Mereka membentuk suatu organisasi yang bernama Persatuan Islam di bawah pimpinan Vahdeti Murad Bey. Tujuannya ialah membawa syari’at yang menurut mereka telah diabaikan dan tak diindahkan oleh golongan Turki Muda. Di daerah-daerah bukan Turki mulai muncul persoalan nasionalisme.

            Kedudukan pemerintahan Turki Muda memang tidak kuat dan kesempatan ini dipakai Sultan Abdul Hamid untuk mengembalikan kekuasaannya. Tetapi Enver Pasya dengan Batalyon III masuk Istambul dan merampas kekuasaan. Sultan Abdul Hamid dijatuhkan pada tahun 1909 dan diganti oleh saudaranya Sultan Mehmed V.

Di tahun 1912 diadakan pemilihan baru dan kali ini Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan memperoleh kemenaangan besar. Parlemen mereka kuasai dan kantor pusat organisasi pun yang selama ini berada di Salonika mereka pindahkan ke Istambul. Setahun kemudian golongan militer dari perkumpulan dan kemajuan menggantikan golongan politisi dalam menguasai pemerintahan. Kekuasaan terletak di tangan Tiga Serangkai Enver Pasya, Talat Pasya dan Jemal Pasya.

            Enverd Pasya adalah tamatan dari Perguruan Tinggi Militer dan kemudian pernah menjadi atase militer di Berlin dan Menyeri Pertahanan. Jemal Pasya juga memerintah di Perguruan Tinggi Militer, pernah menjadi anglima Daerah Suria, Gubernur militer Istambul dan menteri angkatan militer. Talat Pasya pada mulanya aadalah pegawai di kantor telegraf Erdine, kemudian menjadi sekertaris jawatan pos dan telegraf di Salonika. Seanjutnya ia menjadi menteri dalam negeri dan kemudian Perdana Menteri.

Pemerintah militer tiga serangkai merupakan pemerintahan militer yang ketat dan tidak bisa menerima kritik partai-partai oposisi mereka bubarkan dan para pemimpinnya mereka buang ke luar negeri. Dalam perang dunia I mereka membawa Kerajaan Usmani menjadi sekutu Jerman. Kekuasaan mereka hancur dengan kalahnya Jerman dalam peperangan dunia I, mereka bawa Kerajaan Usmani menjadi sekutu kerajaan Jerman. Kekuasaan mereka hancur dengan kalahnya pihak Jerman dalam peperangan itu. Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan membubarkan diri dan pemimpin-pemimpinnya lari ke luar negeri membawa perubahan-perubahan dalam bidang administrasi yang kemudian menjadi kerangka bagi pemerintahan lokal dan daerah dari Turki zaman sekarang . Administrasi kota Istambul juga mengalami pembaharuan. Transpor umum mulai diadakan demikian pula brigade kebakaran. Organisasi kekuatan polisi disesuaikan dengan kebutuhan zaman modern.

            Dalam bidang ekonomi langkah-langkah yang mengarah kepada ekonomi nasional diambil atas inisiatif pemimpin-pemimpin perkumpulan persatuan dan kemajuan. Perdagangan yang umumnya berada di tangan orang asing mulai berpindah ke tangan orang-orang Turki.

            Pendidikan mendapat perhatian khusus. Sekolah-sekolah dasar dan menengah baru didirikan. Untuk mengatasi kebutuhan pada tenaga guru di buka pula sekolah-sekolah guru. Universitas Istambul diperbaharui organisasinya. Pintu sekolah-sekolah sampai ke Universitas dibuka bagi kaum wanita dan muncullah dokter-dokter, hakim-hakim, dan sebagainya di kalangan wanita Turki.

            Pakaian pun mengalami perubahan. Bukan kaum pria saja bahkan kaum wanita Turki juga mulai memakai pakaian Eropa. Waktu dirubah dari waktu yang biasa dipakai di dunia Arab, menjadi 24 jam sehari, sebagai keadaanya di Eropa.
            Dalam bidang publikasi, kemajuan cepat diperoleh. Surat-surat kabar yang dicetak sampai mencapai 60 ribu kopi, karena jumlah pembaca bertambah besar. Majalah-majalah baru timbul dalam bidang sastra, politik, dan sebagainya. Ide-ide yan banyak dimuat dalam majalah-majalah itu bersumber dari Prancis, antara lain filsafat possitivisme Auguste Comte, ilmu-ilmu kemasyarakatan mulai mendapat perhatian dan nasionalisme Turki juga mulai dibicarakan. Dengan bertambah banyaknya surat kabar dan majalah yang diterbitkan dan dibaca oleh rakyat Turki, ide-ide Barat semakin bertambah besar pengaruhnya kepada golonga terpelajar Turki.
sumber :
Deri Yunmita. Wordpress
 Cemin Sejarah.blogspot.com

Usmani Muda

Harun Nasution menjelaskan bahwa golongan Intelegensia Kerajaan Usmani yang banyak menentang kekuasaan absolut Sultan dikenal dengan nama Usmani Muda (Yeni Usmanlilar- Young ottoman). Pemikiran-pemikiran yang dimajukan pemuka-pemuka Usmani mudalah yang mempengaruhi pembaharuan yang diadakan sesudah zaman Tanzimat. Zaman Tanzimat berakhir dengan wafatnya Ali Pasya di tahun 1871. Sebagai Perdana Menteri, Ali Pasya tidak menentang kekuasaan Absolut Sultan Abdul mengherankan kalau antara pemuka-pemuka Usmani Muda dan Ali Pasya serta Fuad Pasya terdapat rasa permusuhan, sungguhpun kesemua mereka sebenarnya adalah murid-murid dari Mustafa Rasyid Pasya.

Usmani Muda pada asalnya merupakan perkumpulan rahasia yang didirikan di tahun 1865 dengan tujuan untuk merubah pemerintahan absolut Kerajaan Usmani menjadi pemerintahan konstitusional. Setelah rahasia terbuka pemuka-pemukanya lari ke Eropa di tahun 1867 dan di sanalah gerakan mereka memperoleh nama Usmani Muda. Sebagian dari mereka kembali ke Istambul setelah Ali Pasya tiada lagi.

            Salah satu pemikir Usmani Muda adalah Ziya Pasya (1825-1880) anak seorang pegawai kantor cukai di Istambul. Setelah menyelesaikan pelajaran pada sekolah suleymaniye yang didirikan oleh Sultan Mahmud II ia diangkat menjadi pegawai pemerintah selagi masih berusia muda. Atas usaha Mustafa Rasyid Pasya ia pada tahun 1854 diterima menjadi salah satu Sekretaris Sultan. Untuk keperluan tugas baru ini ia mulai mempelajari Bahasa Perancis , sehingga ia dapat menguasainya dan dapat menterjemahkan buku-buku Perancis ke dalam bahasa Turki. Permusuhannya dengan Ali Pasya membuat ia terpaksa pergi ke Eropa di tahun 1867 dan tinggal di sana selama lima tahun.

            Agar dapat digolongkan dalam kumpulan negara-negara yang maju, Kerajaan Usmani, demikian pendapatnya harus memakai sistem pemerintahan konstitusional. Negara Eropa maju karena di sana tidak terdapat lagi pemerintahan absolut kecuali di Rusia. Bahkan Rusia pun telah mulai mengarah kepada pemerintahan konstisusional. Karena Kerajaan Usmani dipandang masuk dalam keluarga-keluarga negara Eropa, tidaklah pada tempatnya kalau Kerajaan Usmani mempunyai sistem pemerintahan yang berlainan dengan seluruh Eropa.

            Dalam sistem pemerintahan konstitusional harus ada Dewan Perwakilan Rakyat, dan adanya dewan serupa ini oleh pihak istana ditakuti akan menghancurkan kekuasaan Sultan. Zia memajukan hadits “Perbedaan pendapat di kalagnan ummatku merupakan rahmat dari Tuhan”, sebagai alasan untuk perlu adanya Dewan Perwakilan Rakyat, di mana perbedaan pendapat itu ditampung dan kritik terhadap pemerintah dimajukan untuk kepentingan umat seluruhnya.

            Dalam mengadakan pembaharuan, Zia tidak setuju dengan pendirian meniru Barat dalam segala-galanya. Sebagai orang yang kuat berjiwa Islam, ia menentang pendapat yang telah mulai banyak tersiar di waktu itu, yaitu pendapat yang mengatakan bahwa Islam merupakan penghalang dari kemajuan.

            Pemikir terkemuka dari Usmani Muda adalah Namik Kemal (1840-1888). Ia berasal dari keluarga golongan atas dan oleh Karena itu orang tuanya sanggup menyediakan pendidikan khusus baginya di rumah. Di samping pelajaran bahasa Arab dan Persia, kepadanya diberikan pula pelajaran bahasa Perancis. Dalam umur belasan tahun ia diangkat menjadi pegawaai di kantor penerjemahan dan kemudian dipindahkan menjadi pegawai di Istana Sultan.

            Ia cepat jatuh ke bawah pengaruh Ibrahim Sinasi (1826-1871) seorang satrawan kenamaan yang pernah belajar ke Perancis dan dikenal sebagai orang yang banyak dipengaruhi oleh ide-ide Barat. Di dalam tulisan-tulisan Sinasi banyak terdapat kata-kata hak rakyat, kebebasan dalam mengutarakan pendapat ide-ide liberal, pendapat umum, kesadaran nasional, pemerintahan dan konstitusional dan sebagainya. Di tahun 1861 ia menerbitkan surat kabar bernama Tasvir-i Efkar, yang banyak mempunyai pengaruh dalam kebangkitan intelektual di Kerajaan Usmani abad ke-19.

            Namik Kemal banyak dipengaruhi oleh pemikir-pemikiran Sinasi, dan ketika yang tersebut akhir ini lari ke Paris di tahun 1865, pimpinan Tasvir-i Efkar dipegang Namik Kemal Sendiri. Tetapi tulisan-tulisannya juga membuat ia terpaksa lari ke Eropa pada tahun 1867. Di tahun 1870 ia dibolehkan kembali ke Istambul tetapi tiga tahun kemudian ia ditangkap dan dipenjarakan di pulau Siprus. Tulisannya dianggap terlalu berbahaya. Ia dibebaskan dan dapat kembali ke Istambul, setelah jatuhnya Sultan Abdul Aziz pada tahun 1876.

            Sebagai Zia Pasya, Namik Kemal juga mempunyai jiwa  Islam yang baik. Ide-ide Barat tidak ia terima begitu saja tetapi ia coba menyesuaikannya sesuai dengan ajaran Islam. Jiwa Islamnya itu pulalah yang membuat ia mau memberikan kritik keras terhadap pembaharuan tanzimat. Dalam pembaharuan  itu ia melihat bahwa ajaran-ajaran Islam sudah kurang diindahkan dan selanjutnya sebagai model pembaharuan terlalu banyak dipakai institusi-institusi sosial Barat yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat Timur.

            Sebab-sebab yang membawa kepada kemunduran Kerajaan Usmani, menurut pendapatnya terletak pada keadaan ekonomi dan politik yang tidak beres. Jalan pertama yang harus ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi dan politik itu ialah perubahan sistem pemerintah absolute menjadi pemerintahan konstitusional. Betul telah ada Piagam Gulhane dan piagam Humayun, tetapi keduanya belum merupakan konstitusi yang di dalamnya terdapat pemisahan antara kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.

            Berbicara tentang politik, Namik Kemal berpendapat bahwa rakyat sebagai warga negara mempunyai hak-hak politik yang harus dihormati dan dilindungi negara. Kedaulatan terletak di tangan rakyat seluruhnya, dan tidak di tangan orang lain. Di atas kedaulatan raakyat tidak ada kedaulatan manusiawi yang lebih tinggi.

            Negara yang baik adalah negara yang memakai kedaulatan rakyat sebagai pondasi dan di samping itu juga menjamin tidak dilanggarrya hak-hak rakyat. Yang dikehendaki Namik Kemal adalah pemerintahan demokrasi dan pemerintahan serupa ini menurut pendapatnya tidak bertentangan dengan ajaraan Islam. Negara Islam yang dibentuk dan dipimpin empat khalifah besar, sebenarnya mempunyai corak demokrasi. Sistem bai’ah yang terdsapat dalam pemerintahan khilaafah pada hakikatnya merupakan kedaulatan rakyat.

Dalam mengurus negara, khalifah selanjutnya tidak boleh melanggar syari’at. Dengan demikian syari’at sebenarnya merupakan konstitusi yang harus dipatuhi oleh kepala negara.

            Selanjutnya, Musyawaarat adalah dasar-dasar penting dalam soal pemerintahan dalam Islam. Sistem musyawarat ini memperkuat corak demokrasi pemerintah Islam. Pembuat hukum dalam Islam ialah kaum ulama dan yang melaksanakan hukum adalah pemerintah.    Namik Kemal berpendapat bahwa sistem pemerintahan konstitusional tidaklah merupakan bid’ah dalam Islam. Pemasukan sistem itu ke dalam tubuh pemerintahan Kerajaan Usmani tidak pula akan merupakan hal yang baru. Pemerinthan usmani masa lampau jika dilepaskan dari sifat otokrasinya adalah pemerintahan yang sah yang di dalamnya kaum ulama memegang kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dipegang oleh Sultan dan para Menteri sedang kekuasaan kontroil terletak di tangan Yeniseri sebagai angkatan atau rakyat bersenjata.

            Di antara ide-ide lain yang dibawa Namik Kemal terdapat ide cinta tanah air. Tanah air yang dimaksud ahli fikir itu belumlah tanah air Turki, tetapi seluruh daerah kerajaan Usmani. Konsep tanah airnya tidak sempit. Sebagai orang  yang dijiwai ajaran Islam, ia melihat perlunya diadakan persatuan seluruh umat Islam di bawah pimpinan Kerajaan Usmani sebagai negara Islam yang trbesar dan terkuat di waktu itu. Persatuan itu membentuk Pan-Islam dan tujuannya ialah sama-sama mempelajari dan menyesuaikan peradaban modern dengan ajaran-ajaran Islam untuk selanjutnya disiarkan di seluruh Asia dan Afrika.

            Orang kuat dari kalangan pemerintah yang berdiri di belakang pengadaan konstitusi itu adalah Midhat Pasya (1822-1883), anak seorang Hakim Agama. Di tahun 1872, ia diangkat menjadi perdana menteri oleh Sultan Abdul Aziz, tetapi karena selalu bentrokan dengan kekuasaan absolut sultan, ia diberhentikan beberapa bulan kemudian.

            Dalam pada itu, keadaan ekonomi negara bertanbah memburuk, demonstrasi dan huru-hara terjadi dan akhirnya pada tanggal 30 Mei 1876, Sultan Abdul Aziz dijatuhkan atas dasar fatwa yang dikeluarkan oleh Syeikh Al-Islam Kerajaan Usmani. Sebagai gantinya diangkat Murad V. Sebelum memegang jabatan, beliau berada dalam pengasingan. Ia diasingkan oleh Sultan Abdul Aziz setelah rahasia hubungannnya dengan Usmani Muda terbuka yang pada akhirnya ia terpaksa dijatuhkan dari kekuasaannya dengan alasan sakit mental. Sebagai ganti dicalonkan saudaranya Abdul Hamid. Midhat Pasya telah berjumpa dengan Abdul Hamid dan berhasil memperoleh janji akan mendukung usaha Usmani Muda untuk mengadakan konstitusi bagi Kerajaan Usmani. Pada tanggal 31 Agustus 1876, Abdul Hamid dinobatkan sebagaai Sultan dan tiga bulan kemudian, Midhat Pasya diangkat menjadi Perdana Menteri.

            Dalam pengadaan konstitusi antara Sultan Abdul Hamid dan Usmani tidak terdapat perbedaan faham. Tantangan terhadap pengadaan konstitusi datang pula dari pihak Syaikh Al-Islam dan Pembesar Istana. Menurut mereka rakyat kerajaan Usmani belum matang untuk menerima sistem pemerintahan konstitusional selain itu mereka berpendapat bahwa konstitusional akan mengakibatkan masuknya orang-orang bukan Islam menjdi anggota dalam parlemen. Hal itu sudah barang tentu akan menimbulkan adanya undang-undang yang bertentatangan dengan syar’i. Oleh Karena itu, sistem pemerintahan konstitusional menurut mereka tidak sesuai bahkan bertentangan dengan ajaran Islam.

            Dalam pada itu, golongan Usmani Muda karena masih terikat pada faham-faham kenegaraan seperti yang terdapat dalam Islam memakai term-term Islam dalam menggambarkan faham-faham kenegaraan Barat. Term musyawarah umpamanya dipakai untuk perwakilan rakyat, syari’at untuk konstitusi dan bai’ah untuk keadaulatan rakyat. Golongan ulama setuju dan tidak menentang musyawarah, syari’ah dan bai’ah, dan oleh karena itu mereka dianggap tidak menentang sistem pemerintahan konstitusional. Tetapi antara mereka sebenarnya terdapat perbedan faham. Kalau golongan ulama memahami term-term itu dalam pengertian yang terdapat dalam Islam, golongan Usmani muda memberi pengertian Barat kepadanya.

            Tidak mengherankan kalau dalam suasana seperti digambarkan di atas yang tersusun bukanlah konstitusi yang bersifat demokratis tetapi konstirusi yang bersifat semi demokratis. Konstitusi yang bersifat semi otokratis itu ditandatangani oleh Sultan Abdul Hamid pada tanggal 23 Desember 1876.

            Sifat semi otokratis konstitusi 1876 itu dapat dilihat dari hak-hak serta kekuasaan Sultan. Sultan masih mempunyai kekuasaan besar. Pembatasan kekuasaan absolut seperti yang dikehendaki Usmani muda tidak banyak berhasil. Pembentukan sistem kabinet yang tidak lagi bertanggung jawab kepada Sultan tetapi kepada parlemen sesuai dengan yang dinginkan Turki Usmani tidak berhasil.

Konstitusi 1876 telah diumumkan dan dengan demikian Usmani Muda berhasil dalam meraih cita-cita dan usaha mengadakan undang-undang dasar bagi Kerajaan Usmani, akan tetapi mereka tidak berhasil dalam menguasai kekuasaan absolut Sultan.

            Salah satu sebab dari kegagalan Usmani Muda dalam usaha mengadakan pembaharuan yang efektif tentang sistem pemerintahan di Kerajaan Usmani, terletak pada tidak adanya golongan menengah yang berpendidikan lagi kuat ekonominya untuk mendukung mereka. Ide konstitusi masih terlalu tinggi untuk.bagi rakyat Kerajaan Usmani waktu itu., mereka belum mengerti apa artinya konstitusi dan apa keuntungan yang akan mereka peroleh dari sistem pemerintahan konstitusional. Maka konstitusi diadakan bukan atas desakan rakyat tetapi atas desakan golongan kaum intelegensia. Dan ketika parlemen dibubarkan serta pemimpin-pemimpin Usmani ditangkap dan diasingkan, rakyat tidak bergerak bahkan mengambil sikap pasif.

            Sebab lain terletak pada kenyataan bahwa Sultan, sungguh pun piagam Gulhene dan Piagam Humayun telah ada masih mempunyai kekuasaan yang besar tanpa persetujuannya konstitusi tidak akan ada, dan konstitusi yang akan banyak membatasi kekuasaan sultan sudah barang tentu tidakakan mendapatkan persetujuannya.  Selain itu, belum berpengalamannya Usmani Muda dalam soal-soal konstitusi dan kaburnya institusi ide konstitusi bagi pihak-pihak yang menginginkan konstitusi itu.

            Usmani Muda berkeyakinan bahwa adanya konstitusi merupakan syarat mutlak bagi lancarnya jalan pembaharuan  di bidang-bidang lain dalam hidup kemasyrakatan Kerajaan Usmani. Hal inilah yang mendorong untuk berusaha membatasi kekuasaan absolut Sultan. Setelah parlemen dibubarkan mereka berusaha menggulingkan Sultan Abdul Hamid.

            Kegagalan Usmani Muda dalam mengadakan sistem pemerintahan konstitusional di Kerajaan Usmani dan dalam menjatuhkan Sultan, membuat mereka bukan hanya tidak berhasil tidak dalam usaha pembaharuan, bahkan lebih dari itu, menbuat mereka hilang dari arena pembaharuan di Kerajaan Usmani abad ke-19.     Meskipun memang Sultan Abdul Hamid bersifat absolut, namun beliau bukanlah sultan yang sama sekali tidak setuju dengan pembaharuan. Di zaman pemerintahan absolutnya terjadi juga berbagai pembaharuan. Dalam lapangan pendidikan beliau mendirikan beberapa perguruan tinggi. Di dalam bidang hukum, ia mendirikan mahkamah non-Agama dan membentuk Kementerian kehakiman. Hubungan darat, pos dan telegraf juga ditingkatkan. Demikian pula dengan jumlah percetakan juga mengalami peningkatan.

sumber :  Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Bulan Bintang: Jakarta, 1992.

Sejarah Tanzimat

Pemuka utama dari pembaharuan di zaman tanzimat ialah Mustafa Rasyid Pasya. Ia lahir di Istambul di tahun 1800 dan pada mulanya mempunyai didikan madrasah. Kemudian Ia menjadi pegawai pemerintah, meningkat dalam kedudukan dan di tahun 1834 dikirim sebagai duta besar ke Paris. Di kota ini ia dapat menguasai bahasa Perancis dan berkenalan dengan ide-ide baru yang dilahirkan revolusi Perancis. Selain dari di Perancis ia juga menjadi duta besar Kerajaan Usmani di beberapa negara lain. Kemudian ia diangkat menjadi menteri luar negeri di tahun 1839 dan selanjutnya perdana menteri.

            Mustafa Sami, yang sebagai Mustafa Rasyid Pasya pernah berkunjung ke Eropa merupakan pemikir yang juga mempunyai pengaruh pada pembaharuan di zaman Tanzimat. Sebagaimana telah dilihat, kemajuan Eropa menurut pendapatnya dihasilkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

            Sebab lain bagi kemajuan itu, ia lihat dalam toleransi beragama dan kemampuan orang Eropa melepaskan diri dari ikatan-ikatan agama. Di samping itu ia lihat pula bahwa antara peradaban Eropa baru dan peradaban lamanya terdapat suatu hubungan yang tidak terputus. Sebab lain lagi ialah pendidikan universal bagi pria dan wanita. Sehingga umumnya orang di Eropa pandai membaca dan menulis.

            Seorang pemuda Tanzimat lain yang pemikirannya lebih banyak diketahui adalah Mehmed Sidik Rifat Pasya (1807-1856) setelah selesai dari pendidikan madrasah ia melanjutkan pelajaran di Sekolah Sastra yang khusus diadakan untuk calon-calon pegawai istana. Ia cepat meningkat dalam jabatan-jabatan yang dipegangnya. Di tahun 1834 ia diangkat menjadi Pembantu Menteri Luar Negeri dan selanjutnya Menteri Keuangan. Untuk pelaksanaan pembaharuan diadakan dewan Tanzimat, dan ia pernah menjadi ketua dari dewan itu.

            Pokok-pokok pemikiran yang dimajukan Sadik Rifat adalah yang berikut peradaban dan kemajuan modern Barat dapat diwujudkan karena adanya suasana damai dan hubungan baik antara neagara-negara Eropa. Kemakmuran suatu Negara bergantung pada kemakmuran rakyat dan kemakmuran rakyat dapat diperoleh dengan menghilangkan pemerintahan Absolut. Dalam pemerintahan sewenang-wenang rakyat merasa tidak aman dan tenteram. Hal ini akan membuat mereka kurang giat berusaha dan bekerja. Kejujuran dalam pekerjaan hilang, korupsi banyak dijalankan dan orang lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum. Produktivitas menurun dan ini akhirnya akan membawa kepada kejatuhan Negara. Hal inilah, tidak adanya rasa ketenteraman baik di kalangan rakyat maupun di kalangan pegawai yang menjadi sebab utama bagi kemunduran dan kelemahan Kerajaan Usmani.

            Obatnya ialah pengadaan undang-undang dan peraturan, negara harus tunduk pada undang-undang dan peraturan. Negara haruslah merupakan negara hukum. Di samping itu perlu pula difikirkan kesejahteraan rakyat. Untuk itu, pertanian dan perdagangan perlu ditingkatkan. Selanjutnya hak rakyat harus dijamin dan keadilan didirikan. Kepentingan rakyat perlu diperhatikan karena pemerintah didirikan adalah untuk kepentingan rakyat dan bukan sebaliknya ranyat untuk kepentingan pemerintah. Sikap sewenang-wenang dari pemerintah akan menimbulkan rasa  permusuhan di kalangan rakyat terhadap pemerintah. Dalam tulisannya, ia banyak memakai kata halk (rakyat), millet (bangsa), hukuk(hak), dan hurriyet (kemerdekaan, kebebasan).

            Ide-ide yang dicetuskan Sadik Rifat ini bagi zaman itu adalah baru sekali. Di zaman feodal itu orang tidak kenal pada peraturan, hukum, hak dan kebebasan. Pada waktu itu petani lebih banyak merupakan budak bagi tuan tanah dan rakyat budak bagi sultan.

            Pemikiran Sadik Rifat sejalan dengan pemikiran Mustafa Rasyid Pasya yang pada waktu itu mempunyai kedudukan sebagai Menteri Luar Negeri. Atas pengaruhnya berhasillah langkah pertama dalam pengadaan undang-undang negara dipatuhi dan oleh karena itu kerajaan menjadi besar serta kuat dan rakyat hidup dalam kemakmuran.

Ahmad Syaukani menambahkan bahwa pada tahun 1839, Sultan yang menggantikan Mahmud II yaiu Abdul majid mengeluarkan Piagam Gulhane yang menjelaskan bahwa pada masa permulaan Kerajaan Usmani syari’at danundang-undang negara dipatuhi sehingga kerajan menjadi besar dan kuat dan rakyat hidup dalam kemakmuran, tetapi pada masa seratus lima puluh tahun terakhir syari’at dan undang-undang tak dipehatikan lagi, dan sebagai akibatnya kemakmuran rakyat hilang untuk digantikan oleh kemiskinan dan kebesaran negara lenyap untuk ditukar oleh kelemahan. Oleh karena itu, perlulah diadakan perubahan-perubahan yang membawa kepada pemerintahan yang baik. Dasar-dasar untuk perubahaan itu adalah:

1.      Terjaminnya ketenteraman hidup, harta dan kehormatan warga negara.

2.      Peraturan mengenai pemungutan pajak.

3.      Peraturan mengenai kewajiban dan lamanya dinas militer.

Selanjutnya dijelaskan bahwa orang tertuduh akan diadili secara terbuka dan sebelum ada pengadilan pelaksanaan hukuman mati dengan racun atau jalan lain tidak dibolehkan. Pelanggaran terhadap kehormatan seseorang juga tidak lagi diperkenankan. Hak milik terhadap harta dijamin dan tiap orang mempunyai kebebasan terhadap harta yang dimilikinya. Ahli waris k mewarisi dan demikian pula harta yang kena hukum pidana tidak boleh disita. Ketentuan-ketentuan ini berlaku untuk semua lapisan rakyat dan untuk semua golongan agama tanpa ada pengecualian. Lebih lanjut piagam itu menegaskan bahwa semua pegawai kerajaan akan menerima gaji yang sepadan dengan tugasnya dan oleh karena itu akan dikeluarkan undang-unddang keras terhadap korupsi yang di masa lampau menjadi sebab utama bagi kemunduran Kerajaan Usmani.

Atas dasar piagam ini terjadilah pembahauan-pembaharuan ada berbagai institusi kemasyarakatan Kerajaan Usmani. Salah satu ialah pembaharuan dalam bidang hukum. Dewan hukum yang dibentuk oleh Sultan Mahmud II diperbanyak anggotanya dan diberi kekuasaan membuat undang-undang. Kodifikasi hukum dimulai dan sebagai sumber hukum disamping syari’at dipakai pula sumber-sumber di luar agama, diantaranya hukum Barat. Di tahun 1840 keluarlah hukum-hukum pidana baru dan di tahun 1850 hukum dagang baru. Di tahun 1847, didirikan mahkamah-mahkamah baru untuk urusan pidana dan sipil.

Dalam bidang pemerintahan, pembaharuan diadakan dengan mengajak rakyat memberikan pendapat tentang soaal-soal negara dan administrasi. wakil-wakil rakyat dari daerah-daerah diundang datang ke Istambul pada tahun 1845. Karena terlalu baru bagi rakyat, sistem musyawarah dalam soal kenegaraan tidak dapat berjalan dengan baik. Sebagai gantinya Sultan mengirim utusan-utusan ke daerah-daerah untuk meninjau keadaan dan pendapat daerah tentang usaha pembaharuan yang sedang dijalankan. Laporan mereka dipakai Pemerintah Pusat sebagai pegangan untuk usaha-usaha pembaharuan selanjutnya.

Pembaharuan dalm lapangan keuangan diadakan dengan mendirikan Bank Usmani di tahun 1840. Mata uang lama ditarik dari peredaran untuk diganti dengan mata uang baru dengan memakai sistem desimal.

Pendidikan umum dilepaskan dari kekuasaan kaum ulama dan diserahkan kepada kementrian pendidikan yang dibentuk pada tahun 1847. Di samping pembangunan sekolah-sekolah menengah, direncanakan pula pembentukan universitas, tetapi tidak berhasil. Bagaimana pun sistem pendidikan menengah barat telah mulai memasuki masyarakat kerajaan Usmani abad kesembilan belas.

Pada tahun 1856 di umumkan lagi suatu piagam baru, hatt-I Humayun, yang lebih banyak mengandung pembaharuan terhadap kedudukan orang Eropa yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Usmani. Ini tidak mengherankan, karena piagam Humayun, sebenarnya diadakan atas desakan negara-negara Eropa pada kerajaan Usmani pada waktu itu telah dalam keadaan lemah dan selalu mengalami kekalahan dalam peperangan. Negara-negara Eropa mau menjamin keutuhan kerajaan Usmani kalau yang disebut akhir ini bersedia memberi lebih banyak hak-hak yang sama kepada rakyatnya yang bukan beragama islam yang bukan beragama islam dan bukan berasal Turki, terutama bangsa Eropa, sehingga antara mereka dan rakyat islam Turki ada perbedaan lagi. 

Dalam pendahuluan piagam ini disebut bahwa tujuannya ialah memperkuat jaminan-jaminan yang tercantum dalam piagam Gulhane. Selanjutnya disebut bahwa masyarakat Kristen dan bukan islam lainnya diperbolehkan mengadakan pembaharuan-pembaharuan yang mereka perlukan dan mendirikan rumah-rumah sakit dan tanah-tanah pemakaman. Semua perbedaan yang ditimbulkan oleh perbedaan agama, perbedaan bahasa dan perbedaan bangsa dihapuskan kebebasan beragama dijamin dan dipaksa untuk dapat merubah agama dilarang. Seluruh rakyat, tanpa pilih bulu dapat menjadi pegawai Kerajaan Usmani. Perkara yang timbul antara rakyat yang berlainan agama akan diselesaikan oleh Mahkamah Campuran. Undang-undang yang akan dipakai dalam Mahkamah baru ini segera akan disusun. Rakyat yang beragama Kristen dan rakyat yang bukan Islam lainnya diperbolehkan masuk Dinas Militer. Orang asing diberi hak untuk memiliki tanah di daerah kekuasaan Kerajaan Usmani, perbedaan besarnya pajak yang dipungut dari rakyat dihapuskan. Pajak bagi rakyat Islam dan bukan Islam akan sama besarnya.

Pembaharuan-pembaharuan lain yang dikandung piagam Humayun antara lain adalah pengadaan belanja tahunan Negara, pembukaan bank-bank asing, pemasukan kapital Eropa ke Kerajaan Usmani, pengadaan undang-undang dagang, penghapusan hukum bunuh terhadap orang yang keluar dari Islam dan pemasukan anggota-anggota bukan Islam ke dalam Dewan Hukum. Dalam pada itu, telah pula dibentuk Majlis Agung Pembaharuan (majles-I Ali-I Tanzimat) untuk mengurus usaha-usaha pembaharuan yang diadakan.

Pembaharuan sesudah pengumuman Piagam Humayun dipimpin oleh Ali Pasya  (1815-1871) dan Fuad Pasya (1815-1869), kedua-duanya murid dari Mustafa Rasyid Pasya, cepat menjadi pegawai istana dan kemudian cepat pula meningkat sehingga ia dikirim Sebagai Duta Besar ke London di tahun 1840. Sebelum itu, ia telah acap kali menjadi staf perwakilan kerajaan Usmani di berbagai negara di Eropa. Di tahun 1852 ia menggantikan Rasyid Pasya sebagai perdana menteri.

Fuad Pasya adalah lulusan dari sekolah kedokteran yang didirikan Sultan Mahmud II dan selanjutnyaa selalu dikirim ke Eropa untuk bekerja pada perwakilan-perwakilan Kerajaan Usmani yang ada di sana. Di tahun 1852, ia diangkat oleh Ali Pasya sebagai Menteri Luar Negeri.

Di bawah pimpinan mereka diadakan penyempurnaan dalam hukum pidana, hukum daagang dan hukum maritim sebagai sumber untuk pembaharuan dalam bidang hukum ini dipakai hukum Perancis. Pembaharuan dilakukan pula dalam hak-milik tanah. Sistem feodalisme telah mulai dihapuskan di zaman Sultan Mahmud II. Hak memiliki dan hak memakai tanah diatur petani yang dahulu merupakan budak bagi tuan tanah, menurut peraturan baru dapat memiliki tanah dengan hak menjual atau mewariskannya kemudian.

Selanjutnya di tahun 1867, dikeluarkan undang-undang yang memberi hak kepada orang-orang asing untuk memilki tanah di Kerajaan Usmani. Di tahun itu juga didirikan Mahkamah Agung. Dalam bidang pendidikan pembaharuan datang dalam bentuk pembukaan sekolah Galatasaray di tahun 1868. Di sini diberikan pendidkan umum dalam Bahasa Perancis dan di sekolah itu, siswa Islam dan bukan Islam duduk berdampingan sebelumnya masing-masing golongan agama mempunyai sekolah tersendiri. Sekolah Galatasaray mempunyai peranan dalam menghasilkan pemimpin-pemimpin pembaharuan untuk masa selanjutnya di Turki. Pembaharuan yang dilakukan di zaman Tanziman tidak seluruhnya mendapatkan penghargaan bahkan mendapat kritik daari kaum intelegensia Kerajaan Usmani yang ada pada waktu itu. Kritik yang banyak dimajukan terhadap pembaharuan tanzimat berkisar sekitar hal-hal berikut:

Kedua piagam yang menjadi dasar pembaharuan mengandung paham sekularisme dan dengan demikian membawa sekularisasi dalam berbagai institusi kemasyarakatan terutama dalam institusi hukum. Piagam Gulhane menyatakan penghargaan tinggi pada syari’at tetapi dalam pada itu mengakui perlunya diadakan sistem hukum baru. Hukum baru yang disusun banyak dipengaruhi oleh hukum Barat, umpamanya hukum pidana dan hukum dagang. Selain itu diadakan pula mahkamah-mahkamah yang bersifat sekuler, di samping mahkamah-mahkamah syari’at yang lama. Tidak mengherankan kalau timbul kecaman bahwa syari’at tidak dihargai lagi bahkan terkadang telah dilanggar. Hukum baru itu tidak dapat dikatakan hukum Barat dan tidak pula dapat dikatakan hukum Islam tetapi suatu hukum yang tidak efektif untuk mengatur masyarakat Kerajaan Usmani abad ke-19.

Kritik ditunjukkan pula terhadap pro Barat yang dianut pemuka-pemuka Tanzimat. Sikap pro Barat itu membuka pintu bagi masuknya pengaruh dan turut campurnya negara-negara Barat dalam soal intern Kerajaan Usmani. Hal itu akhirnya membawa kepada jatuhnya kekuatan ekonomi negara ini. Kerajaan Usmani  menjadi lemah dalam menghadapi Eropa.

Sikap otoriter yang dipakai sultan dan  menteri-menterinya dalam melaksanakan pembaharuan Tanzimat juga mendapat kritik keras. Kekuasaan absolut sultan bertambah besar setelah Sultan Mahmud II dapat menghancurkan Yeniseri. Sebagai diketahui Yeniseri di masa lampau merupakan suatu kekuatan yang dapat mengadakan control terhadap kekuasaan absolut sultan. Yeniseri ditakuti bukan hanya karena senjata mereka tetapi karena hubungan mereka yang erat dengan tarekat Bekhtasyi. Tarekat Bekhtasyi mempunyai pengikut yang besar di kalangan masyarakat. Kaum ulama yang tidak setuju dengan pembaharuan yang berbau Barat, yang disokong oleh umat yang berada di belakang mereka juga merupakan suatu kekuatan sosial yang disegani sultan. Tetapi kedudukan kaum ulama menjadi lemah setelah institusi wakaf sebagai sumber keuangan ditarik dari bawah kekuasaan mereka.

Dengan hilangnya oposisi dalam ketiga bentuk tersebut, kekuasaan sultan dan pemerintahannya bertambah absolut dan dengan demikian kebebasan berfikir dan bergerak tidak terdapat. Hal serupa ini payah dapat diterima oleh golongan intelegensia.

sumber : Syaukani, Ahmad. Pemikiran Modern di Dunia Islam, Pustaka Setia: Bandung, 2001
 

Popular Posts

Cloud