Hal yanag perlu diterapkan orang tua (suami-istiri)

Hal yanag perlu diterapkan orang tua (suami-istiri)
a.    Satu Suara di Depan Anak
Di depan anak kedua orangtua harus sepakat alias satu suara, apakah itu boleh atau tidak boleh, Ya atau tidak. Kesepakat tersebut perlu supaya anak tidak menjadi bingung dengan aturan yang sudah ditetapkan. Selain itu, untuk mencegah agar anak tidak menjadi ’mangkak’ dan mengambil keuntungan karena mengetahui kedua orangtuanya sering memiliki pandangan berbeda dan tidak kompak dalam mengasuh anak. Mereka bisa memanfaatkan celah di mana dia dapat menemukan pembelaan dan perlakuan yang senantiasa menyenangkannya. Misalnya, ketika sang anak dimarahi ayahnya karena tidak tidur siang, sang ibu malah membelanya. Perbedaan sikap atau pendapat kedua orangtua yang dilihat anak ini bisa membuat anak merasa "menang" atas ayahnya karena memiliki pembela yaitu ibunya. Dengan demikian, dia akan dengan mudah berlindung di belakang pembelanya. Akibatnya, pola pengasuhan tidak berjalan dengan baik karena adanya dualisme ini.
Untuk senantiasa memiliki satu suara di depan anak, perlu selalu menjalin komunikasi yang baik dan hangat satu sama lain. Orangtua harus sesering mungkin mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi seputar anak-anak mereka dan mencapai solusi kesepakatan. Bila ternyata salah satu pihak sudah mengambil keputusan bagi anak, maka sebaiknya pasangannya menghargai keputusan itu.
b.    Komunikasikan ”Tindakan” Yang Akan Dilakukan
Terkadang  orang tua memberikan ’sanksi’ atau menjatuhi ’hukuman’ kepada anak karena tindakan mereka yang tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. Adakalanya pasangan tidak mengetahui hukuman yang sedang di terapkan. untuk itu perlu dikomunikasikan segera kepada pasangan ditempat yang tersembunyi, jangan sampai terjadi ketidak sepakatan di depan anak. Contohnya seorang Ibu menghukum anaknya, tidak boleh main game,  karena malas mengerjakan PR.  Namun sang Ayah yang baru pulang dari kantor memberikan ijin, karena tidak tahu bahwa anaknya sedang mendapat hukuman dari sang Ibu.
Agar tidak terjadi konflik antar orangtua dan masalah cepat teratasi, maka perlu segera dikomunikasikan kepada pasangan , hukuman apa yang sedang Anda berlakukan. Beritahu pasangan bentuk hukuman dan alasan Anda menjatuhkan hukuman itu. Dengan demikian, sebelum pulang ke rumah, suami sudah tahu anak sedang mendapat sanksi dari Anda.
Bila ternyata komunikasi tidak sempat dilakukan, ketika Anda tahu suami mengizinkan anak main game, segera komunikasikan hal itu di tempat yang tersembunyi dari Anak. Setelah itu suami bisa segera meminta anak untuk berhenti main game. Sehingga, pada akhirnya Anda dan suami bisa tetap kompak di depan anak, dan anak tak punya celah untuk memanfaatkan situasi.
c.    Menerapkan Disiplin
Menanamkan disiplin kepada Anak sejak dini sangat diperlukan. kebiasaan hidup teratur perlu diterapkan kepada anak. Dimulai dari bangun tidur, mandi, makan, belajar, bermain, semuanya harus teratur. Kadangkala anak melanggar aturan yang sudah ditetapkan, namun orang tua tidak boleh menyerah, harus tetap sabar karena proses pembiasaan ini harus dilakukan terus-menerus. Jika pendidikan masih belum berhasil, perlu diulang lagi, sampai akhirnya Anak dapat menjalankan hidupnya secara disiplin dan mandiri. Untuk mencapainya, orangtua harus menanamkan disiplin yang konsisten dan kontinyu kepada anak.
d.    Kasih Sayang Sebagai Landasan
Didikan yangdiberikan kepada Anak haruslah dilandasi kasih sayang yang besar. Pastikan bahwa didikan yang diberikan bertujuan untuk kebaikan Anak. Orang tua harus bersikap tegas dan bahkan bisa keras jika diperlukan. Namun harus diseimbangkan dengan memberikan perhatian dan kasih sayang, pujian dan motivasi yang membuat mereka percaya dan etap merasa nyaman dengan Anda. Perlu ”tarik-ulur” agar tidak membuat Anak menjadi frustasi, tidak percaya diri atau malah menjadi pemberontak (bandel).  Selain menegur atau memarahi jika melakukan kesalahan, Orangtua pun perlu memuji semua keberhasilan dan kemajuan anak dalam perubahan perilaku tertentu, prestasinya di sekolah, serta saat dia memenangkan suatu lomba yang diikutinya. Sebisa mungkin, hindari hukuman fisik. Hukuman fisik dapat dilakukan sebagai tindakan terakhir dalam mendidik anak, setelah teguran lisan gagal diberlakukan. Misalnya Anak  ketahuan memukul temannya di sekolah, sudah dinasehati tetapi tidak berubah, maka hukuman fisik bisa diberlakukan. Tindakan fisik diperlukan terutama jika perilaku mereka berpotensi merusak perkembangan mereka di masa depan.
e.    Komunikasi Dua Arah
Komunikasi memegang peranan yang penting dalam hubungan orang tua dan Anak. Perlu ada waktu bagi orang tua untuk mendengarkan ’cerita’ anak-anak mereka. Biarkan antara anak dan orangtua ada keterbukaan. orangtua haruslah menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak mereka. orangtua juga dapat menyampaikan pesan-pesan atau nilai-nilai positive yang akan menjadi landasan yang baik bagi hidup mereka. Tunjukkan bahwa Anda menaruh perhatian terhadap kondisi mereka.
f.    Menjadi Teladan
Hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam keberhasilan mendidik Anak adalah : orangtua haruslah menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dalam bertingkah laku, bersikap, berbicara.Karena seorang anak adalah pencontoh yang ulung. Sejak kecil mereka akan merekam kejadian apa yang mereka lihat dan dengarkan. Cara hidup atau sikap Anda sehari-hari akan sangat  mempengaruhi gaya hidup mereka. Jika Anda mengajarkan Anak Anda disiplin, maka Anda juga harus menjadi contoh disiplin yang baik, jika Anda ingin mereka sopan dan ramah, maka Anda jangan pernah mengucapkan kata-kata kasar atau kotor yang akan ditiru oleh anak. lajutan