Kode Warna blog spot ku

Selama ini saya law mau edit templat selalu berkunjung dulu ke teman kadang cari dulu di mbah goole gitu tapi sekarang saya pasang saja di blog ni biar gak ribet ... bagi teman2 yang mau manfaatin silahkan juga code warna ini  boleh ko halalal ...hehheh

pilih saja yang ini :



Atau yang ini   :
 





Semoga kode warna ini  bermanfaat .

Berbahagia Menyambut Bulan Rhamadhan

Bulan sya'ban semakin mendekati babak fhinis purnama beberapa hari kan tiba bulan ramadhan di depan mata 
sebagai mumkin setia sambutlah dengan gembira . ada kalimat yang berkata " barang siapa yang bergembira dengan datangnya rhmadhan maka diampuni dosanya " sungguh ini motivasi buat kita agar menyambut romadhan dengan bahagia dalam arti kata menyiapkan mental , fisik dan materi untuk melaksanakan amalan sunnah di malam dan amalan wajijib atau faridoh di siang hari , yaitu saum atau puasa .

Puasa di bulan rhamadhan hukumnya fardhu ain bagi kaum muslimin yang kaya dan yang miskin sama , kefarduan rhamadan berbeda dengan kefarduan sholat pada wanita dimana wanita saat dalam berhadas besar dilarang melakukan sholat dan puasa namun puasa wajib di qodo atau diganti dihari lain sedangkan solat tidak .diambil dalil oleah paradigma islam hadis yang mashur yaitu hadits siti a'isah .

Puasa diwajibkan semenjak mulai terbit pajar hingga gurub atau terbenam matahari  , tapi meski demikian kita dianjurkan untuk imsak bahkan hukum imsak adalah wajib menurut ulama fiqih syafii . imsyak sekitar 10 menit sebelum waktu terbit fajar . disini kita star dilarang makan dan minum dan menghindari jalan dosa lainnya seperti mencaci , mezolimi orang lain, menyakiti hati oarang lain dan sebagainya .

bulan romadon
bulan ramadhan atau puasa
Denagan mempersiapkan mental dan fisik juga materi dan ilmu pelaksanaan peraktek puasa pada dasarnya termasuk berbahagia dengan datangnya rhamadan . Nah oleh sebab itu persiapka ilmu untuk peraktek ibadah Puasa dibulan ramadhan nanti agar ibadah kita diteriama sebab berkata imam ibnu ruslan dalam zubad " amal ibadah tanpa ilmu adalah ditolak dan tidak diterima " jelas ibadah harus disertai ilmu mumpung masih ada waktu belajar minta keteranagan sama ustaz setemapat masing-masing agar beliau menjelsakan tata cara ibadah Pusa . oke segitu saja wallohu'lam 

Untuk selanjutnya baca juga artikel tentang Keutamaan bulan Pusa di postingan berikut ini !

Kumpulan Sms Ucapan Selamat Puasa dan Lebaran

Berikut Ini kata-kata muiara untuk ucapan Puasa dan lebaran  :
  •  Tak selamanya hati seputih awan, tak selamanya jiwa sebening embun. Bila mulut salah berucap, tangan salah berbuat, terimalah maaf walau tak sempat berjabat. Selamat menunaikan ibadah puasa..

  • Bila canda membuat luka. Bila lidah mulai berbisa. Bila senyum tak lagi berharga. Hanya seribu maaf kupinta. “Met puasa ya” Mohon maaf lahir dan batin. 

  •  Assalamualaikum sahabatku, 15 purnama telah berlalu, lelah rasanya hati merindu, sekarang tiba saat yang ditunggu. Maaf atas segala kekhilafanku. Selamat menunaikan ibadah puasa. Semoga kita jadi insan bertaqwa.

  • Bila ada janji tak setepat waktu sholat tiba. Bila ada serangkai kata dusta. Bila ada prasangka tak seindah serangkaian do’a. Bila aku teman, sahabat atau keluarga yang tak sebaik suara adzan bergema. Bila ada kata lara yang masi membekas dihati. Bila hati tak sebening emun pagi. Bila wajah tak secerah mentari. Bila ada tingkah laku tak sebaik bacaan qur’an. Bersikan jiwa dan sucikan hati di hari yang fitri ini. Tak ada kata yang baik dan bijaksana selain “TAKOBALLAHU-MINA-WAMINKUM MINAL AIDIN WAL-FA IZIN. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.

  • Berbuat khilaf adalah sifat , Meminta maaf adalah kewajiban Dan kembalinya Fitrah adalah tujuan , MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

  • Ijinkan saya bersajak Untuk LISAN yang tak terJAGA , Untuk JANJI yang terABAIKAN, Untuk HATI yang berPRASANGKA , Untuk SIKAP yang menyakitkan. Di hari yang FITRI ini, dengan TULUS HATI , Saya mengucapkan mohon MAAF LAHIR & BATHIN, Semoga ALLAH selalu membimbing kita Bersama di jalanNYA   

  •  Seiring cahaya rahmat bulan Syawal, kuberi maafku setulus lahirmu dan kupinta maafmu sedalam batinku. Selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1430H Minal aidin wal faizin. Mohon maaf lahir dan batin.

  • Kutanamkan benih dihatimu, kusiram dan kurawat agar tumbuh sampai berbunga, kupetik dan kurendam menjadi air bunga yang meniru wangi surga, lalu kubasuh hatimu dari khilafku dan menggantinya dengan aroma wangi ketulusan untuk memaafkanku”. 

  • Beningkan hati dg dzikir, Cerahkan jiwa dg cinta, Lalui hr dg senyum Tetapkan langkah dg syukur, Sucikan hati dg permohonan maaf  selamat harlebaran 1433 H taqaballahu mina wa minkum, mohon maaf lahir dan batin 

  • Tiada gembira yang menggelora, tiada senang yang mengangkasa, selain kita telah kembali pada fitrah dan ampunanNya. Taqaballahu mina wa minkum, selamat Idul Fitri 1433H, minal aidzin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin 

  • Takbir, tahmid, tahlil tlah berkumandang. Memecah keheningan malam, mengantar rasa syukur padaNya. Esok pagi menyambut hari yang fitri, selamat hari lebaran 1433 H taqaballahu mina wa minkum, mohon maaf lahir dan batin 

  • Waktu mengalir bagaikan air , Ramadhan suci akan berakhir , Tuk salah yg pernah Ada Tuk khilaf yg sempat terucap, Pintu maaf selalu kuharap, Met Idul Fitri

  • Walau Hati tak sebening XL dan secerah MENTARI. Banyak khilaf yang buat FREN kecewa kuminta SIMPATI-mu untuk BEBAS kan dari ROAMING dosa dan kita semua hanya bisa mengangkat JEMPOL kepadaNya yang selalu membuat kita HOKI dan AXIS dalam mencari kartu AS selama kita hidup karena kita harus FLEXIbel untuk menerima semua pemberianNYA dan menjalani MATRIX kehidupan ini… dan semoga amal kita tidak ESIA-ESIA…Mohon Maaf Lahir Bathin .

  • Sepuluh jari tersusun rapi.. Bunga melati pengharum hati .. SMS dikirim ,pengganti diri… Memohon maaf setulus hati … Mohon Maaf Lahir Dan Batin , Selamat Idul Fitri 2012 ( 1433 H ).

  • Sebelum Ramadhan pergi , Sebelum Idul Fitri datang , Sebelum operator sibuk, 

  • Sebelum sms pending mulu , Sebelum pulsa habis ,Dari hati ngucapin MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN . MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

  • Sejalan dengan berlalunya Ramadhan tahun ini , Kemenangan akan kita gapaiDalam kerendahan hati ada ketinggian budi , Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwaDalam kesempatan hidup ada keluasan ilmu, Hidup ini indah jika segala karena Allah SWT, Kami sekeluarga menghaturkan : Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H ,Taqobalallahu minna wa minkum , Mohon maaf lahir dan bathin .

Kisah Abu Nawas

Cerita , Kisah Abu Nawas
Perlu diketahi bahwa Abunawas itu dibaca dalam lidah arobi denga Nuwas
Abu Nawas sabutan kebanyakan orang tapi yang tepatnya adalah Abu Nuwas sebagaimana di kitab sastra arab, beliau adalah tokoh yang cerdas tertutup tapi terbuka.
ayah Abu Nawas adalah Penghulu Kerajaan Baghdad bernama Maulana. Pada suatu hari beliau yang sudah tua itu sakit parah dan akhirnya meninggal dunia.
Abu Nawas dipanggil ke istana. la diperintah Sultan (Raja) untuk memakamkan jenazah ayahnya itu sebagaimana adat Syeikh Maulana. Apa yang dilakukan Abu Nawas hampir tiada bedanya dari tatacara memandikan jenazah hingga mengkafani, menyalati dan mendo'akannya, maka Sultan bermaksud mengangkat Abu Nawas menjadi qodi atau penghulu menggantikan kedudukan bapaknya.

carita kisah abu nawasNamun... ketila mendengar rencana sang Sultan.
Tiba-tiba saja Abu Nawas yang cerdas itu tiba-tiba nampak berubah menjadi seperti gila.
Usai upacara pemakaman bapaknya. Abu Nawas mengambil sepotong batang pisang dan diperlakukannya seperti kuda, ia menunggang kuda dari batang pisang itu sambil berlari-lari dari kuburan bapaknya menuju rumahnya. Orang yang melihat menjadi terheran-heran melihat tingkah beliau
Pada hari selanjutnya ia mengajak anak-anak kecil dalam jumlah yang cukup banyak untuk pergi ke makam bapaknya. Dan di atas makam bapaknya itu ia mengajak anak-anak bermain rebana dan bersuka cita.
masyarakt yang memerhatikan semakin heran atas tindak tanduk Abu , mereka menganggap Abu Nawas sudah menjadi gila karena ditinggal mati oleh bapak yang tercita yang saying dan perhatian terhadap anaknya.
Pada suatu hari utusan dari Sultan Harun Al Rasyid datang
menemui Abu Nawas.
"Hai …….. ! Abu Nawas kau dipanggil Sultan untuk menghadap ke istana." kata wazir utusan Sultan”.

"Buat apa sultan memanggilku, aku tidak ada keperluan dengannya."timpal Abu Nawas dengan entengnya seperti tanpa beban.

"Hai Abu Nawas…. ! kau tidak boleh berkata seperti itu kepada rajamu."

"Hai wazir, kau jangan banyak omong. Cepat ambil ini kudaku ini dan mandikan di sungai supaya bersih dan segar. " kata Abu Nawas sambil menyodorkan sebatang pohon pisang yang dijadikan kuda-kudaan.

Si wazir hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Abu Nawas.

"Abu Nawas kau mau apa tidak menghadap Sultan?" tukas wazir

"Katakan kepada rajamu, aku sudah tahu maka aku tidak mau." kata Abu Nawas.

Kisah Abu Nawas

cerita Abu Nawas

"Apa maksudnya Abu Nawas?" tanya wazir dengan rasa penasaran.

"Sudah pergi sana, bilang saja begitu kepada rajamu." sergah Abu Nawas sembari menyaruk debu dan dilempar ke arah si wazir dan teman-temannya.
Si wazir segera menyingkir dari halaman rumah Abu Nawas. Mereka laporkan keadaan Abu Nawas yang seperti tak waras itu kepada Sultan Harun Al Rasyid.


Dengan geram Sultan berkata,"Kalian semua kurang lihai, hanya menghadapkan Abu Nawas kemari saja tak becus! Ayo pergi sana ke rumah Abu Nawas bawa dia kemari dengan suka rela ataupun terpaksa."

Si wazir segera mengajak beberapa prajurit istana. Dan dengan paksa Abu Nawas di hadirkan di hadapan raja.

Namun lagi-lagi di depan raja Abu Nawas berlagak pilon bahkan tingkahnya ugal-ugalan yang tak layak di hadapan raja.

"Abu Nawas bersikaplah sopan!" tegur Baginda.

"Ya Baginda, tahukah Anda....?"

"Apa Abu Nawas...?"

"Baginda... terasi itu asalnya dari udang !"

"Kurang ajar kau menghinaku Nawas !"

"Tidak Baginda! Siapa bilang udang berasal dari terasi?"

Baginda merasa dilecehkan, ia naik pitam dan segera memberi perintah kepada para pengawalnya. "Hajar dia ! Pukuli dia sebanyak dua puluh lima kali"

Wah-wah! Abu Nawas yang kurus kering itu akhirnya lemas tak berdaya dipukuli
tentara yang bertubuh kekar.

Usai dipukuli Abu Nawas disuruh keluar istana. Ketika sampai di pintu gerbang
kota, ia dicegat oleh penjaga.

"Hai Abu Nawas! suatu hari ketika engkau hendak masuk ke kota ini kita telah mengadakan perjanjian. Masak kau lupa pada janjimu itu? Jika engkau diberi hadiah oleh Baginda maka engkau berkata: Aku bagi dua; engkau satu bagian, aku satu bagian. Nah, sekarang mana bagianku itu?"

"Hai penjaga pintu gerbang, apakah kau benar-benar menginginkan hadiah Baginda yang diberikan kepada tadi?"

"lya, tentu itu kan sudah merupakan perjanjian kita?"

"Baik, aku berikan semuanya, bukan hanya satu bagian!"

"Weleh weleh…. (dengan senangnya penjaga gerbang mmuji Abu Nuwas ) ternyata kau baik hati Abu Nawas. Memang harusnya begitu, kau kan sudah sering menerima hadiah dari Baginda."

Tanpa banyak cakap lagi Abu Nawas mengambil sebatang kayu yang agak besar lalu orang itu dipukulinya sebanyak dua puluh lima kali.Tentu saja orang itu menjerit-jerit kesakitan dan menganggap Abu Nawas telah menjadi gila.

Setelah penunggu gerbang kota itu klenger Abu Nawas meninggalkannya begitu saja, ia terus melangkah pulang ke rumahnya.

Sementara itu si penjaga pintu gerbang mengadukan nasibnya kepada Sultan Harun Al Rasyid.

"Ya, Tuanku Syah Alam, ampun beribu ampun. Hamba datang kemari mengadukan Abu Nawas yang teiah memukul hamba sebanyak dua puluh lima kali tanpa suatu kesalahan. Hamba mohom keadilan dari Tuanku Baginda."

Baginda segera memerintahkan pengawal untuk memanggil Abu Nawas. Setelah Abu Nawas berada di hadapan Baginda ia ditanya
."Hai Abu Nawas!
Benarkah kau telah memukuli penunggu pintu gerbang kota ini sebanyak dua puluh lima kali pukulan?"

jawab Abu Nawas,"Ampun Tuanku, hamba melakukannya karena sudah sepatutnya dia menerima pukulan itu."

"maksudmu?
Coba kau jelaskan sebab musababnya kau memukuli orang itu?" tanya Baginda mendekati beliau.

"Tuanku,"kata Abu Nawas."Hamba dan penunggu pintu gerbang ini telah mengadakan perjanjian bahwa jika hamba diberi hadiah oleh Baginda maka hadiah tersebut akan dibagi dua. Satu bagian untuknya satu bagian untuk saya. Nah ,,,pagi tadi hamba menerima hadiah dua puluh lima kali pukulan, maka saya berikan pula hadiah dua puluh lima kali pukulan kepadanya."

"Hai penunggu pintu gerbang, benarkah kau telah mengadakan perjanjian seperti itu dengan Abu Nawas?" tanya Baginda.

"Benar Tuanku,"jawab penunggu pintu gerbang.

"Tapi hamba tiada mengira jika Baginda memberikan hadiah pukulan."

"Hahahahaha Dasar tukang peras, sekarang kena batunya !"sahut Baginda."Abu Nawas tiada bersalah, bahkan sekarang aku tahu bahwa penjaga pintu gerbang kota Baghdad adalah orang yang suka narget, suka memeras orang! Kalau kau tidak merubah kelakuan burukmu itu sungguh aku akan memecat dan menghukum kamu!"

"Ampun Tuanku,"sahut penjaga pintu gerbang dengan gemetar.

Abu Nawas berkata,"Tuanku, hamba sudah lelah, sudah mau istirahat, tiba-tiba diwajibkan hadir di tempat ini, padahal hamba tiada bersalah. Hamba mohon ganti rugi. Sebab jatah waktu istirahat hamba sudah hilang karena panggilan Tuanku. Padahal besok hamba harus mencari nafkah untuk keluarga hamba."

Sejenak Baginda melengak, terkejut atas protes Abu Nawas, namun tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak, "Hahahaha...jangan kuatir Abu Nawas."

Baginda kemudian memerintahkan bendahara kerajaan memberikan sekantong uang perak kepada Abu Nawas. Abu Nawas pun pulang dengan hati gembira.

Tetapi sesampai di rumahnya Abu Nawas masih bersikap aneh dan bahkan semakin nyentrik seperti orang gila sungguhan.

Pada suatu hari Raja Harun Al Rasyid mengadakan rapat dengan para menterinya.

"Apa pendapat kalian mengenai Abu Nawas yang hendak kuangkat sebagai kadi?"

Wazir atau perdana meneteri berkata,"Melihat keadaan Abu Nawas yang semakin parah otaknya maka sebaiknya Tuanku mengangkat orang lain saja menjadi kadi."

Menteri-menteri yang lain juga mengutarakan pendapat yang sama.

"Tuanku, Abu Nawas telah menjadi gila karena itu dia tak layak menjadi kadi."

"Baiklah, kita tunggu dulu sampai dua puluh satu hari, karena bapaknya baru saja mati. Jika tidak sembuh-sembuh juga bolehlah kita mencari kadi yang lain saja."

Setelah lewat satu bulan Abu Nawas masih dianggap gila, maka Sultan Harun Al Rasyid mengangkat orang lain menjadi kadi atau penghulu kerajaan Baghdad.

Konon dalam seuatu pertemuan besar ada seseorang bernama Polan yang sejak lama berambisi menjadi Kadi, la mempengaruhi orang-orang di sekitar Baginda untuk menyetujui jika ia diangkat menjadi Kadi, maka tatkala ia mengajukan dirinya menjadi Kadi kepada Baginda maka dengan mudah Baginda menyetujuinya.

Begitu mendengar Polan diangkat menjadi kadi maka Abu Nawas mengucapkan syukur kepada Tuhan.

"Alhamdulillah aku telah terlepas dari balak yang mengerikan.
Tapi.,..sayang sekali kenapa harus Polan yang menjadi Kadi, kenapa tidak yang
lain saja."

Mengapa Abu Nawas bersikap seperti orang gila? Kisahnya seperti ini:

Pada suatu hari ketika ayah beliau sakit parah dan hendak meninggal dunia ia panggii Abu Nawas untuk menghadap. Abu Nawas pun datang mendapati bapaknya yang sudah lemah lunglai.

Berkata bapaknya,"Hai … anakku! ( dengan sapaan yang lembut), aku sudah hampir mati. Sekarang ciumlah telinga kanan dan telinga kiriku."
Kisah Abu Nawas
Abu Nawas segera menuruti permintaan terakhir bapaknya. la cium telinga kanan bapaknya, ternyata berbau harum, sedangkan yang sebelah kiri berbau sangat busuk.

"Bagamaina anakku? Sudah kau cium?"

"Benar Bapak!"

"Ceritakankan dengan sejujurnya, baunya kedua telingaku ini."

"Aduh Pak, sungguh mengherankan, telinga Bapak yang sebelah kanan berbau
harum sekali. Tapi... yang sebelah kiri kok baunya amat busuk?"

"Hai ananda Abu Nawas, tahukah apa sebabnya bisa terjadi begini?"

"Wahai ayahanda, cobalah ceritakan kepada anakmu ini."

Berkata Syeikh Maulana "Pada suatu hari datang dua orang mengadukan masalahnya kepadaku. Yang seorang aku dengarkan keluhannya. Tapi yang seorang lagi karena aku tak suaka maka tak kudengar pengaduannya. Inilah resiko menjadi qodi (Penghulu). Jia kelak kau suka menjadi qodi maka kau akan mengalami hai yang sama, namun jika kau tidak suka menjadi Kadi maka buatlah alasan yang masuk akal agar kau tidak dipilih sebagai Kadi oleh Sultan Harun Al Rasyid. Tapi tak bisa di elakkan Sultan Harun Al Rasyid pastilah tetap memilihmu sebagai qodi."
 Abu Nawas
Nan,itulah sebabnya Abu Nuwas pura-pura menjadi gila. Hanya untuk menghindarkan diri agar tidak diangkat menjadi qodi, seorang qodi atau penghulu pada masa itu kedudukannya seperti hakim yang memutus suatu perkara. Walaupun Abu Nawas tidak menjadi qodi namun dia sering diajak konsultasi oleh sang Raja untuk memutus suatu perkara. Bahkan ia kerap kali dipaksa datang ke istana hanya sekedar untuk menjawab pertanyaan Baginda Raja yang aneh-aneh dan tidak masuk akal.
 cerita abu nawas memang sangat asik dibaca sekian saja kisah abu nawas    terima kasih kunjungannya

Kokok Ayam di Bawah jam 12 malam

Aku secara pribadi sangat merinding bila mendengar kokok ayam diantara habis magrib sampai jam 12 malam , sebab menurt yang tua-tua atau sepuh itu menandakan ada yang berbuat mesum disekeliling kita .
Awalnya saya mengira ini hanya mitos belaka dari nenek moyang yang turun temurun.

Yang saya anggap Mitos ini aku dengar lagi keterangan yang sama dari kiai setempat kalau mendengar ayam berkokok sebelum pagi sekitar atau jam 2 malam itu bukan pertanda malaikat rohamat turun tapi malah ada tetangga yang mesum . Mesm itu simelnya adalah hubungan yang diluar nikah atau zinah .

Akhir-akhir ini saya merasa jadwal kokok ayam melenceng abis kok baru jam sembilan udah berkokok ..!
memang memang biasanya ayam hanya berkokok jam 3 pagi .  aku penasaran benar gak sih ya kata sepuh atau kiai yang dikutip dari keterangan karya ulama .

Singkat cerita saya menanyakan latar belakang kampung yang aku duduki , memang ada kejanggalan juga , yaitu tukaran suami istri katanya sih. wallohua'lam benar gak nya yang penting info dapat ya sudah . ya tukaran suami istiri itu juga hal yang mesum ya wajar aja ayam berkokok  untuk melaknat si pemesum tersebut. Jangan salah dunia akan melaknat setiap yang mesum . dari survai kecil-kecilan itu aku jadi percaya kata-kata kiai dan sepuh tentang kokok ayam di antara magrib sampai jam 00.00 . tapi itukan baru saya mana tau didaerah sobat hanya kebetulan saja ...segitu saja hanya sekedar curhat .
Semoga kita jadi hamba yang jauh dari fitnah dunia ter lebih zinah dan dosa besar lainnya . amin

Hadits Tentang Keutamaan Bulan Sya’ban

Hadits Tentang Bulan Sya’ban ,Silih bergantinya hari dan bulan adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi setiap muslim. Betapa tidak, Allah telah melimpahkan berbagai rahmat dan kemurahan-Nya kepada umat Islam, berupa kebaikan dan amalan sholih yang disyari’atkan pada hari-hari atau bulan-bulan itu. Dalam sepekan misalnya, ada hari Jum’at yang padanya terdapat sejumlah keutamaan, ada Senin dan Kamis yang merupakan waktu puasa sunnah yang telah dimaklumi keutamaannya.

Demikian pula di berbagai bulan ada sejumlah keutamaan padanya, seperti bulan Ramadhan, bulan Dzul Hijjah dan lain-lainnya. Maka sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk mengenal dan mengetahui apa yang dituntunkan agamanya di saat menyongsong bulan-bulan tersebut agar kehidupannya -insyâ’ Allah- menjadi suatu yang sangat berarti dan penuh kebahagiaan di dunia yang fana ini dan sangat bermakna untuk akhiratnya kelak. Namun jangan lupa, bahwa di masa ini sangat banyak terjadi bentuk ritual ibadah yang sama sekali tidak memiliki dasar tuntunannya dalam syari’at kita, karena itu haruslah dibedakan antara hal yang dituntunkan dengan hal yang tidak ada tuntunannya bahkan merupakan perkara baru dalam agama alias bid’ah. Seluruh hal ini harus diperhatikan agar “maksud memetik nikmat” tidak berubah menjadi “menuai petaka”.
Berkenaan dengan datangnya bulan Sya’ban 1433 H, maka berikut ini kami ketengahkan kepada para pembaca yang budiman, beberapa hadits yang berkaitan dengan bulan Sya’ban. Diuraikannya hadits-hadits shohih yang berkaitan dengan bulan Sya’ban ini adalah dalam rangka mengingatkan bahwa hadits-hadits tersebut sepatutnya diamalkan, adapun dijelaskannya hadits-hadits yang lemah adalah dalam rangka menyampaikan nasehat untuk kaum muslimin agar menghindarinya. Semoga Allah mencurahkan taufiq dan ‘inâyah-Nya kepada kita semua.


كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ حَتَّى نَقُوْلُ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُوْلُ لاَ يَصُوْمُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامً مِنْهُ فِيْ شَعْبَانَ
“Adalah Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam berpuasa hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan berbuka, dan beliau berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan/pernah berpuasa, maka saya tidak pernah melihat Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan selain bulan Ramadhan dan tidaklah saya melihat paling banyaknya beliau berpuasa di bulan Sya’ban.”
Takhrijul Hadits
Dikeluarkan oleh Al-Bukhâry no. 1969, Muslim no. 1156, Abu Dâud no. 2434, An-Nasâ’i 4/151 dan Ibnu Majah no. 1710 dari ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ.

Hadits di atas, menunjukkan bahwa Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, sebab hal tersebut merupakan puasa wajib terhadap kaum muslimin. Adapun puasa sunnah maka kebanyakan puasa beliau adalah pada bulan Sya’ban.

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ شَهْرَيْنِ مَتَتَابِعَيْنِ إِلاَّ شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
“Saya tidak pernah melihat Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada Sya’ban dan Ramadhan.”
Takhrijul Hadits
Hadits di atas, dikeluarkan oleh Abu Dâud no. 2336, At-Tirmidzy no. 735, An-Nasâ’i 4/151, 200, Ad-Dârimy 2/29 dan lain-lainnya dari Ummu Salamah radhiyallâhu ‘anhâ. Dan sanadnya shohih.

Hadits di atas, lebih mempertegas bahwa Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam paling banyak berpuasa di bulan Sya’ban. Bukan artinya beliau puasa Sya’ban sebulan penuh sebagaimana yang kadang dipahami dari konteks hadits di atas, karena orang yang berpuasa di kebanyakan hari pada suatu bulan, oleh orang Arab, dikatakan dia telah berpuasa sebulan penuh. Maka tidak ada pertentangan antara hadits ini dengan hadits-hadits sebelumnya. Demikian keterangan Imam Ibnul Mubarak rahimahullâh dalam mengkompromikan antara dua hadits di atas.
Adapun Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullâh, beliau berpendapat bahwa dua hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam pada sebagian tahun beliau 

berpuasa Sya’ban sebulan penuh dan pada sebagian lainnya beliau hanya berpuasa pada kebanyakan saja
Fari Usamah bin Zaid radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata kepada Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam suatu bulan sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban?” Maka beliau menjawab,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَب وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعُ عَمَلِيْ وَأَنَا صَائِمٌ
“Itu adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang manusia lalai darinya. Dan ia adalah bulan yang padanya segala amalan akan diangkat kepada Rabbul ‘Alamin. Maka saya senang amalanku diangkat sementara saya sedang berpuasa.”

Takhrijul Hadits

Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad 5/201, Ibnu Abu Syaibah 2/347, An-Nasâ’i 4/201, Ath-Thahawy dalam Syarah Ma’âny Al-Atsâr 2/82, Al-Baihaqy dalam Syu’bul Imân 3/377 dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 9/18. Dan sanadnya dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Irwâ’ul Ghalîl 4/103 dan Tamâmul Minnah hal. 412.


Berkata Ibnu Rajab rahimahullâh, “Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam telah menyebutkan bahwa tatkala (bulan Sya’ban) dihimpit oleh dua bulan yang agung; bulan Harom (Rajab) dan bulan Puasa (Ramadhan), maka manusia pun sibuk dengan keduanya sehingga (Sya’ban) terlalaikan. Dan banyak manusia yang menyangka bahwa puasa Rajab lebuh afdhaldari puasa (Sya’ban) karena ia adalah bulan haram, dan hakikatnya tidak demikian.”
Dan dari hadits di atas, para ulama juga memetik dua hikmah kenapa Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam banyak berpuasa di bulan Sya’ban,yaitu karena banyak manusia yang lalai darinya dan beliau senang amalan beliau terangkat sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa.
Dan sebagian ulama menyebutkan bahwa hikmah dari puasa Sya’ban adalah sebagai latihan guna menghadapi puasa Ramadhan. Tatkala seseorang telah merasakan manis dan lezatnya berpuasa di bulan Sya’ban, maka ia akan masuk pada bulan Ramadhan dalam keadaan penuh semangat dan kesiapan serta telah terbiasa untuk berpuasa.

يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ مُشْرِكٌ أَوْ مَشَاحِنٌ
“Allah melihat kepada makhluk-Nya pada malam nishfu (pertengahan) Sya’ban lalu mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bertikai.”


Masih banyak hadis yang berkaitan dengan  keutamaan sya'ban namun kedudukannya ada yang sohih atau valid aja juga yang dhoif . Dalam fadilah amal hadis dhoif bisa juga dipakai untuk diamalakan... sebab hadisnya tetap dari Nabi adapun dhoif dan sohehnya adalah si perawi ataupun periwayat.

Iman Obat Jiwa dan Fisik


Menurut bahasa Iman berarti “pembenaran hati”. Sedangkan menurut istilah,


Iman adalah :

تصديق بالقلب , وإقرارباللسان , وعمل بالأركان


“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan”

(Sumber : At-Taudhiih wal Bayaan li Syaratil Iimaan, karya Imam Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, At-Tauhid Lish Shaffits Tsani Al-’Ali, karya Al-Allamah Shalih Fauzan Al-Fauzan)

Imam Ibnu Rajab mengatakan : ”Imam Syafi’i menyebutkan bahwa Ijma’ para sahabat, tabi’in dan orang setelah mereka yang mereka temui.”
Sebelum revolusi sains dan teknologi dan munculnya berbagai peralatan canggih, manusia belum dapat memahami secara pasti mekanisme dan fungsi akal yang membedakan manusia dengan hewan dan pembatasan tempatnya pada otak. Perlahan-lahan tempat-temapt yang terkait dengan indera, bicara dan gerak ditemukan. Penemuan mutakhir yang amat mengagumkan ialah diketahuninya sentra di otak yang aktif disebabkan keimanan dan ibadah yang berfungsi untuk menyeimbangkan peran kejiwaan dan fisik. Hal tersebut menetapakan prinsip penciptaan bahwa iman adalah fitrah yang tertanam dalam jiwa manusia. Jiwa yang khusyuk akan mempengaruhi kesehatan jiwa dan fisik.

Peneltian-penelitian ilmiah akhir-akhir ini telah mengagetkan kita bahwa iman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya merupakan dorongan fitrah yang memiliki mekanisme dan berpusat di otak manusia. Bila seseorang tidak piawai dalam mengoperasikannya maka ia telah dengan sengaja untuk tidak berbeda dengan hewan yang mengakibatkan kehilangan keseimbangan jiwa dan fisik. Yang amat mengagumkan lagi ialah bahwa pengoperasian mekanisme tersebut sesuai dengan arahan-arahan agama yang mencerminkan gambaran yang amat sempurna, konprehensif dan bersih, sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an Al-Karim sebagai manhajul hayah (konsep hidup). Bukan hanya itu, akhir-kahir ini, dalam Al-Qur’an juga ditemukan berbagai fakta ilmiyah lainnya yang sangat menambah kekuatan ikan kita.

Para ahli jiwa amat concern meneliti kaitan antara fisik dan psikis manusia dan pengaruh masing-masing di antara kediuanya. Akhirnya diketahuilah bahwa penyakit fisik memungkinkan terjadinya tekanan jiwa atau kemungkina berakar dari masalah kejiwaan (psikis). Lalu lahir sebuah cabang ilmu jiwa dengan nama Psychosomatic.

Dr. Badar Al-Anshori menjelaskan sebagian peneliti memastikan bahwa pessimism (pesimis) menambah kemungkinan besarnya manusia ditimpa penyakit fisik seperti kangker sebagaimana pesimis juga erat kaitannya dengan berbagai goncangan jiwa seperti stress, putus asa dan depresi.

Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penderita penyakit kangker menjelaskan adanya hubungan positif antara pesimis dan kecepatan penyebaran penyakit kangker tersebut. Perasaan putus asa juga menyebabkan cepatnya penyebaran penyakit kangker. Sebaliknya, iman dan ridha terhadap keputusan Allah menyebakan terjadinya self teratment (pengobatan mandiri) dalam sebagian kasus kesembuhan kangker.
Sebagai berita gembiranya ialah ditemukannya sebuah pusat di otank yang aktif melakukan renungan (meditation) yang disertai ibadah dan mengembalikan fungsi fisik dasar kepada kondisi istirahat (state rest) yang mendukung fitrah keimanan dan pengaruh fisiknya.

Kesimpulan penelitian ilmiah yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2001 dari hasil penggunaan teknologi baru scanning terhadap otak yang dilakukan oleh sebuah team ilmiah yang dipimpin DR. Andrew Newberg, professor Radiology pada fakultas kedokteran Universitas Philadelphia, USA ialah : Kepercayaan kepada Allah adalah desain dasar (design in built) yang sudah ada dalam otak. Sebab itu, tidak mungkin seseorang dapat terlepas darinya kecuali dengan pura-pura buta terhadap fitrah yang lurus yang menjadikan manusia terdorong untuk beragama sepanjang sejarah.

Pengingkaram terhadap kecenderungan keimanan tersebut berarti mengabaikan kekuatan/kemampuan yang dahsyat yang berkembang sehingga memungkinkan seseorang mengenal kekuasaan Allah dengan berfikir dan meneliti ciptaan-Nya. Menurut Prof. Andrew Newberg, bahwa manusia dapat dikatakan diarahkan oleh satu kekuatan terhadap agama (religion for wired-hard). Sebabliknya, penelitian ilmiah sama sekali tidak mungkin menceritakan kepada kita secara langsung akan Dzat Allah… Akan tetapi ia dapat menceritakan kepada kita bagaimana Dia (Allah) mencipatakan manusia agar mereka mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya.
Penelitian Ilmiah juga dapat menceritakan kepada kita bahwa beribadah kepada Allah adalah tugas, sedangkan beriman kepada-Nya adalah tuntutan alamiiah sama halnya dengan makan dan minum. Otak manusia bukan hanya sebuah alat sebagai chip yang bertugas untuk beriman kepada Allah. Akan tetapi ia juga disiapkan untuk melaksanakan tugas ibadah untuk menjaga keselamatan jiwa dan fisik (physicist and physic) dengan arahan-arahan praktek aktif melalui sistematika saraf dan hormone yang saling terikat.
Dengan demikian, keyakinan kita akan keberadaan dan kekuasaaan Allah semakin bertambah. Jika tidak, untuk apa gunanya kekuatan/kemampuan dahsyat yang diberikan kepada manusia yang membedakan antara mereka dengan semua makhluk hidup di muka bumi? Sebab itu, iman kepada Allah dalam penelitian-penelitian ilmiah moderen bukanlah seperti filsafat dan khayalan masyarakat sebagaimana yang didengung-dengunkan oleh kalangan atheist (kaum darwinis evolutionist dan komunis) yang tidakaada sandaran ilmiahnya pada awal abad 20. Dugaan mereka telah nyata kegagalannya di mana mereka menduga bahwa manusialah yang menciptakan agama merke sendiri, khususnya setelah ditemukannya fakta ilmiah di atas bwa manusia telah Allah ciptakan beragama secara alami dan memberi mereka kekuatan/ kemampuan untuk mengenal dan beribadah kepada-Nya.
Sebagaimana seseorang akan bersih jiak ia rutin berudhuk (bersuci dari hadas kecil), kendatipun ia bukan muslim. Demikian pula ia akan meraih kebaikan jika ia praktekkan prilaku-prilaku ibadah seperti berfikir, khusyuk dan merenung, karena ia mengoperasikan pusat-puast yang mirip dengan pusat-pusat keimanan dalam otak yang bekerja untuk rileksasi dan terlepas dari perasaan-perasaan negative seperti ketakutan, kegelisahan, dan stress. Saat itulah seseorang berpindah dari kondisi keterasingan dan kesendirian kepada kondisi rileks dan tenang, kendatipun ia tidak mendapatkan jatah akhirat (karena tidak beriman kepada Allah).
Demiakianlah bahwa tenggelam dalam ibadah membuka cakrawala perasaan ketinggian dan memberikan bantuan untuk terlepas dari berbagai kepediahan dan tekanan jiwa serta kesembuhan dari berbagai kegoncangan seperti kegelisahan, stress, depresi dengan berbagai efek fisik lainnya.

Pelaksanaan ibada secara teratur akan memperbaharui kemampuan untuk pindah ke alam yang jiwa tenang di dalamnya dan terhindar dari tekanan-tekanan. Dalam kondisi seperti itu, seseorang akan tidak lagi concern terhadap alam luar (lahiriah yang menekan di sekitarnya) kendati bertambah. Barang kali dalam tingkat tertentu, kekuatannya akan bertambah untuk menanggung beban kepedihan anggota fisik, seperti yang dikatakan DR. Lawrence Mickeny, direktur Lemabaga Amerika Untuk Pengobatan Kegoncangan Otak, bahwa melaksanakan perenungan yang mendalam sampai khusyuk dapat menolong mengalahkan rasa kepedihan jiwa dan perasaan down, dan mampu mengembalikan keseimbangan dalam mendistribusikan aktivitas pada pusat-pusat otak serta dapat mengosongkan wadah perasaan celaka (bahaya) da kehilangan harapan kendati bagi mereka yang tidak beriman kepada Tuhan sekalipun.

Apa yang menjadi concern kita sebagai Muslim ialah bahwa Syariat Islam yang suci ini telah mendahului penemuan-penemuan tersebut lebih dari 14 abad dalam hal memotivasi berzikir kepada Allah, menegakkan shalat. Islam juga telah menyanjung peran iman dan khuysuk dalam merileksasi jiwa. Allah berfirman : Orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan hati mereka tenang dengan dzikrullah (mengingat Allah). Ingatlah! Denan mengingat Allah itu hati akan tenang. Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, keberuntunganlah bagi mereka dan bagi mereka sebaik-sebaik tempat kembali (Syurga)”. (Q.S. Arra’du / 13 : 28 – 29)

Akhirnya, kita berucap : Maha Suci Engkau Yaa Allah yang telah memilih kami menjadi Muslim/ Muslimah, Mukmin/Mukminah.
Yaa Allah! Kuatkanlah iman kami. Tambahlah ilmu dan ketaatan kami. Matikanlah kami dalam Husnul Khatimah.. Amin….

Sumber :
1.:http://cindrarusni.blogspot.com/2009/08/pengertian-iman.html
2 :http://abaizzat.wordpress.com/2008/10/04/iman-adalah-obat-jiwa-dan-fisik

Kisah Pedagang Yang Jujur

Kejujuran Saudagar Permata
Pada suatu hari, seorang saudagar perhiasan di zaman Tabiin bernama Yunus bin Ubaid,menyuruhsaudaranya menjaga kedainya kerana ia akan keluar solat. Ketika itu  datanglah seorang badwi yang hendak
membeli perhiasan di kedai itu. Maka terjadilah jual beli di antara badwi itu dan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya tadi. Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli  harganya empat
ratus dirham. Saudara kepada Yunus menunjukkan suatu barang yang sebetulnya harga dua ratus dirham. Barang tersebut dibeli oleh badwi tadi tanpa diminta mengurangkan harganya tadi. Ditengah jalan, dia terserempak dengan Yunus bin Ubaid. Yunus bin Ubaid lalu bertanya kepada si badwi yang membawa  barang perhiasan yang dibeli darikedainya tadi. Sememangnya dia mengenali barang tersebut adalah dari
kedainya. Saudagar Yunus bertanya  kepada badwi itu,
 “Berapakah
harga barang ini kamu beli?”
Badwi itu menjawab, “Empat ratus dirham.”
“Tetapi harga sebenarnya cuma dua ratus dirham sahaja. Mari ke kedai
saya supaya saya dapat kembalikan wang selebihnya kepada saudara.”
Kata saudagar Yunus lagi.
“Biarlah, ia tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan
harga yang empat ratus dirham itu, sebab di kampungku harga barang
ini paling murah lima ratus dirham.”
 Tetapi saudagar Yunus itu tidak mahu melepaskan badwi itu pergi. Didesaknya juga agar badwi tersebut balik ke kedainya dan bila tiba dikembalikan wang baki kepada badwi  itu. Setelah badwi itu beredar,
berkatalah saudagar Yunus kepada  saudaranya,
 “Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah atas perbuatanmu menjual barangtadi dengan dua kali ganda?” Marah saudagar Yunus lagi.

“Tetapi dia sendiri yang mau membelinya dengan harga empat ratus
dirham.” Saudaranya coba mempertahankan bahawa dia dipihak yang
benar.

Kata saudagar Yunus lagi, “Ya, tetapi di atas belakang kita terpikul satu
amanah untuk memperlakukan saudara  kita seperti memperlakukan
terhadap diri kita sendiri.”

Semoga  kisah ini dapat dijadikan tauladan bagi kita yang
beriman, amatlah tepat. Kerana ini menunjukkan peribadi seorang pedagand yang jujur dan amanah di jalan mencari rezeki yanghalal . Jika semuanya berjalan dengan aman dan tenteram kerana tidak ada penipuan dalam perekonomian .

Keutamaan Bulan Sya’ban dan Malam Nisfu Sya'ban


Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam kalender Islam .Dinamakan Sya’ban, karena orang-orang Arab pada bulan-bulan tersebut yatasya’abun/berpencar untuk mencari sumber mata air. Dikatakan juga karena mereka tasya’ub/berpisah-pisah di gua-gua. Dan dikatakan juga sebagai bulan Sya’ban karena bulan ini muncul/sya’aba di antara dua bulan Rajab dan Ramadhan.

Sya'ban diambil kosa kata bahasa Arab yang berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung. Islam kemudian memanfaatkan bulan Sya’ban sebagai waktu untuk menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan.


Karena bulan Sya’ban terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan, karena diapit oleh dua bulan mulia ini, maka Sya’ban seringkali dilupakan. Padahal semestinya tidaklah demikian. Dalam bulan Sya’ban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik sebagai individu maupun dalam lingkup kemasyarakatan.


Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan, bulan Sya’ban memiliki berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan. Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.

ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن 
يرفع عملي وأنا صائم -- حديث صحيح رواه أبو داود النسائي


Terjemahan :
Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Abu Dawud dan Nasa'i)
Dari sinilah diutamakan bulan sya'ban agar  senantiasa kita  memperbaiki amal ibadah dan lebih sungguh-sungguh lagi agar yang ternagkat adalah lebih banyak amal kebajikan .shodaqoh dan menjalin silaturrahim. Umat Islam di Nusantara biasanya menyambut keistimewaan bulan Sya’ban dengan mempererat silaturrahim melalui pengiriman oleh-oleh yang berupa makanan kepada para kerabat, sanak famili dan kolega kerja mereka. Sehingga terciptalah tradisi saling mengirim parcel di antara umat Islam.




Sebagian ulama, diantaranya Ibnul Mubarak telah merajihkan atau mengunggulkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah menyempurnakan puasa bulan Sya’ban akan tetapi beliau banyak berpuasa di dalamnya. Pendapat ini didukung oleh hadis yang diriwayatkan imam Muslim dari ‘Aisyah ra, katanya, ‘ Saya tidak mengetahui beliau SAW puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan’.

Nisfu artinya separuh jadi separuh bulan dalam bulan arab biasanya adalah tanggal 15 Kaum Muslimin meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalan manusia kepada Allah SWT, dan pada malam itu pula buku catatan-catatan amal yang digunakan setiap tahun diganti dengan yang baru.


Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban nanti, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.


Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya'ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh hamba Allah dipenjuru dunia .
Malam Nishfu Sya’ban dan seluruh bulan adalah saat yang utama dan penuh berkah, maka selayaknya seorang muslim memperbanyak aneka ragam amal kebaikan. Doa adalah pembuka kelapangan dan kunci keberhasilan, maka sungguh tepat bila malam itu umat Islam menyibukkan dirinya dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala terlebih-lebih bulan yang dibulan say'ban dan romadhon nanti  , tapi jangan menunggu hari esok tapi laksanakanlah ibadah dengan khusu; dan banyak hari sebab besok belum tentu bisa ibadah 
Wallohua'alam , sekian semoga artikel Keutamaan bulan Sya’ban dan Malam Nisfu Sya'ban manfaat , ini juga bisa dijadikan bahan naskah pidato tentang say'ban .

Oke baca juga tentang KEUTAMAAN BULAN SUCI RAMADHAN selanjutnya disini !

Fatimah az-Zahra Binti Rosulullah


 Hari kelahiran Fathimah Adalah (20 Jumadil Tsani) adalah , buah cinta dua sosok insan yang mulia, Rasulullah Saw dan istrinya, Khadijah as. Atas kehendak Allah, saat melahirkan putrinya ini, Khadijah dibantu oleh beberapa wanita yang didatangkan Allah dari surga. Bayi yang mulia itupun dimandikan dengan air telaga Kautsar lalu dibalut di sehelai kain yang menebar aroma lebih wangi dari kesturi. Atas perintah Allah, Nabi Saw memberinya nama Fathimah. Bagi beliau, kelahiran Fathimah meniupkan angin sejuk surgawi sementara bagi sang ibu putri ini adalah hadiah pemberian Allah yang telah mengusir segala kegundahan dan kesedihan dari hatinya.
Tidak ada Seorang Muslimah yang tidak mengenal dan mencintai Fatimah Az Zahra putri Rasulullah, harus dipertanyakan keimanannya. Bagaimana tidak Az Zahra adalah putri yang sangat dicintai dan mencintai Rasulullah. Oleh karenanya sering keluar dari lisan Rasulullah kata kata yang mengandung arti bahwa apa yang membuat Fatimah marah otomatis membuat beliau marah. Bahkan pada akhir hayatnya Rasulullah sempat membisiki Az Zahra bahwa ia pemimpin wanita ahli surga. Tapi siapa sangka apabila kehidupan sang putri diwarnai oleh kesengsaraan. Kesabaran dan keridhoannya dalam menerima apa yang diberikan Allah lah yang membuat ia pantas menyandang gelar wanita terbaik.

Maka tak ada salahnya, apabila pada kesempatan ini kita mengenang kembali Az Zahra, dengan harapan bisa menjadi motivasi bagi kita untuk memperbaiki diri.

Fatimah rodiyaalllahu anha di besarkan di Rumah Wahyu

 
Fatimah as hidup dan tumbuh besar di haribaan wahyu Allah dan kenabian Muhammad saw. Beliau dibesarkan di dalam rumah yang penuh dengan kalimat-kalimat kudus Allah SWT dan ayat-ayat suci Al-Qur’an.

Acapkali Rasulullah saw melihat Fatimah masuk ke dalam rumahnya, beliau langsung menyambut dan berdiri, kemudian mencium kepala dan tangannya.

Pada suatu hari, ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw tentang sebab kecintaan beliau yang sedemikian besar kepada Fatimah Ra.

Beliau menegaskan, “Wahai ‘Aisyah, jika engkau tahu apa yang aku ketahui tentang Fatimah, niscaya engkau akan mencintainya sebagaimana aku mencintainya. Fatimah adalah darah dagingku. Ia tumpah darahku. Barang siapa yang membencinya, maka ia telah membenciku, dan barang siapa membahagiakannya, maka ia telah membahagiakanku.”

Kaum muslimin telah mendengar sabda Rasulullah yang menyatakan, bahwa sesungguhnya Fatimah diberi nama Fatimah karena dengan nama itu Allah SWT telah melindungi setiap pecintanya dari azab neraka.

Fatimah Az-Zahra’ as menyerupai ayahnya Muhammad saw dari sisi rupa dan akhlaknya.

Ummu Salamah ra, istri Rasulullah, menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah. Demikian juga ‘Aisyah. Ia pernah menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah dalam ucapan dan pikirannya.

Fatimah as mencintai ayahandanya melebihi cintanya kepada siapa pun.

Setelah ibunda kinasihnya, Khadijah as wafat, beliaulah yang merawat ayahnya ketika masih berusia enam tahun. Beliau senantiasa berusaha untuk menggantikan peranan ibundanya bagi ayahnya itu.

Pada usianya yang masih belia itu, Fatimah menyertai ayahnya dalam berbagai cobaan dan ujian yang dilancarkan oleh orang-orang musyrikin Makkah terhadapnya. Dialah yang membalut luka-luka sang ayah, dan yang membersihkan kotoran-kotoran yang dilemparkan oleh orang-orang Quraisy ke arah ayahanda tercinta.

Fatimah senantiasa mengajak bicara sang ayah dengan kata-kata dan obrolan yang dapat menggembirakan dan menyenangkan hatinya. Untuk itu, Rasulullah saw memanggilnya dengan julukan Ummu Abiha, yaitu ibu bagi ayahnya, karena kasih sayangnya yang sedemikian tercurah kepada ayahandanya.
 

Fatimatuz Zahra Teladan Muslimah


Ahmad bin Khalil Jum'ah, dalam bukunya berjudul ‘Nisaau Ahlil Bait ‘ menulis demikian:

"Setiap kali keutamaan ditempatkan dalam satu keranjang yang diiringi dengan semerbak aroma yang wangi murni maka nama yang layak diberikan kepadanya adalah Fathimah Zahra. Bagaimana mungkin orang bisa menuliskan semua keutamaan dan kemuliaan Penghulu Wanita Surga dalam satu buku? Ketika ingin membaca keutamaan Fathimah Zahra dan mengambil manfaat dari wewangi segar sirah dan kisah hidupnya, aku menemukan diriku berada di sebuah taman yang menebar kesegaran, indah dan penuh berkah, yang tak mungkin jiwa manusia merasa letih atau hati merasa jenuh karenanya. Di taman itu aku menyaksikan seluruh sifat-sifat mulia dan istana-istana indah yang dibangun oleh Fathimah dengan keutamaan dan keagungannya."
Suatu hari Rasulullah Saw memanggil Fathimah dan bersabda, "Putriku, Ali, anak pamanmu datang meminangmu. Bersediakah engkau menikah dengannya?" Fathimah berdiam tersipu dan nampak keringat membasahi dahinya. Dengan kepala menunduk dia berkata, "Apa pendapat ayah?" Nabi Saw menjawab, "Allah telah mengizinkannya." Fathimah dengan tetap menundukkan kepala menjawab, "Aku ridha dengan apa yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya." Persiapan sederhana untuk membangun rumah tanggapun disiapkan. Malam pernikahan, Fathimah dibawa menghadap Nabi Saw. Utusan Allah itu membuka tabir penutup kepala putrinya supaya Ali, sang mempelai pria dapat melihat wajah istrinya. Lalu Nabi meletakkan tangan Fathimah di tangan Ali dan bersabda, "Wahai Ali, Fathimah adalah istri yang baik untukmu." Kepada Fathimah, Nabi bersabda, "Putriku, Ali adalah sebaik-baik suami." Demikianlah kisah ringkas dari pernikahan Fathimah dan Ali. Mereka tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana namun penuh keceriaan dan kasih sayang.

Fathimah as adalah poros bagi kehidupan rumah tangga dan keluarga yang baik dan ideal. Siapa saja yang menengok ke rumah ini dapat menjadikannya sebagai teladan untuk membangun sebuah kehidupan yang terhormat dan indah. Hal yang paling menonjol dalam kehidupan Fathimah adalah kemampuannya menghubungkan kehidupan individu, sosial dan keluarga. Beliau pun tampil sebagai sosok pekerja keras, rela berkorban dan pejuang sejati.

Salah satu keistimewaan rumah tangga beliau adalah ketiadaan kebodohan di dalamnya. Rumah yang seperti ini tentu mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Dengan kata lain, seluruh anggota keluarga Fathimah adalah sosok-sosok manusia yang mendapat anugerah kesempurnaan akal. Kesan pertama dan utamanya adalah penghambaan kepada Allah menjadi landasan paling mendasar dalam hubungan di antara mereka. Ibu rumah tangga di keluarga ini adalah sosok wanita yang tenggelam dalam cinta Ilahi kala beribadah dan bermunajat dengan Allah. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa putra dari wanita suci ini berkata, "Setiap kali ibuku selesai beribadah beliau nampak dikelilingi oleh cahaya yang terang benderang."
Dalam doanya, Fathimah as)berkata, "Ya Allah, berilah kesempatan kepadaku untuk mengerjakan apa saja yang karenanya Engkau menciptakanku dan jangan Engkau sibukkan aku dengan hal-hal selain itu." (Bihar al-Anwar: 92/ 402)

Dalam kehidupan rumah tangganya dengan Ali bin Abi Thalib Ra, tak ada tanda-tanda yang mengarah kepada persaingan dan egoisme di antara mereka. Keduanya sama-sama memikul tanggung jawab yang besar. Sebagai ayah yang bijak, Rasulullah Saw mengusulkan pembagian tugas di antara putri dan menantunya, dan diputuskan pekerjaan rumah menjadi tanggung jawab Fathimah dan tugas di luar dipikulkan ke pundak Ali. Fathimah mengungkapkan perasaannya tentang pembagian tugas ini dan mengatakan, "Selain Allah, tak ada yang mengetahui kegembiraanku dengan pembagian tugas ini. Sebab, Rasulullah telah mencegahku melakukan apa yang menjadi pekerjaan orang laki-laki." (Bihar al-Anwar: 43/ 81)

Fathimah tahu benar bahwa perempuan tidak wajib melakukan pekerjaan rumah dan suamipun tidak berhak menyamakan istrinya dengan pembantu. Akan tetapi kehangatan hubungan, pengorbanan, keakraban dan pemahaman yang benar tentang kehidupan akan meringankan beban menanggung kesulitan hidup. Di rumah yang sederhana, Fathimah as telah mendidik anak-anaknya yang oleh sejarah diakui sebagai manusia-manusia terbaik. Beliau bersama dengan suaminya menempatkan diri sebagai teladan bagi anak-anak mereka. Kepada putra sulungnya, Hasan, Fathimah pernah berkata, "Hasan anakku, jadilah engkau seperti ayahmu, belalah kebenaran, sembahlah Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Pemberi kebaikan, dan janganlah engkau bergaul dengan orang-orang pendendam." Fathimah adalah sosok wanita dengan kefakiran yang menjadi tetangga terdekatnya. Meski secara materi hidup dalam kesusahan, namun hal itu tak pernah mampu menundukkan kebesaran jiwanya sebagai orang yang dermawan. Ibnu Syahr Asyub berkata;

Suatu hari Ali bertanya kepada Fathimah, adakah sesuatu yang bisa dimakan di rumah? Fathimah menjawab, "Demi Allah, sudah dua hari ini aku dan anak-anakku menahan lapar." Alipun terkejut dan berkata, "Mengapa engkau tidak memberitahuku supaya aku bisa menyediakan sesuatu untuk kalian?" Fathimah menjawab, "Aku malu kepada Allah untuk meminta sesuatu darimu yang tidak bisa kau penuhi." Ali segera meninggalkan rumah dan meminjam uang satu dinar dari seseorang untuk membeli keperluan rumah. Di tengah jalan, beliau berpapasan dengan seorang sahabat yang terlihat pucat dan kebingungan. Beliau bertanya, "Apa yang membuatmu gelisah seperti ini?" Dia menjawab, "Aku tak mampu mendengar suara tangis anak-anakku yang kelaparan." Mendengar itu, Ali menyerahkan uang satu dinar tadi kepada orang tersebut.

Kemuliaan dan keagungan Fathimah diakui oleh semua orang. Wanita muslimah sepanjang sejarah mesti menjadikan putri Nabi ini sebagai teladan dalam kehidupan individu, sosial dan keluarganya. Beliau adalah sosok wanita yang bijaksana dalam bersikap, sopan dalam bertutur kata, santun dalam beretika, dan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Beliau selalu peduli dengan kondisi orang-orang di sekitarnya. Setiap kali bertemu dengan para wanita muslimah, beliau memberikan bimbingan dan ajaran kepada mereka seperti yang diterimanya dari ayah beliau. Fathimah juga dikenal sebagai pejuang sejati dalam membela kebenaran.

Kedudukan Fatimah Az-Zahra’ as

Meskipun kehidupan beliau sangat singkat, tetapi beliau telah membawa kebaikan dan berkah bagi alam semesta. Beliau adalah panutan dan cermin bagi segenap kaum wanita. Beliau adalah pemudi teladan, istri tauladan dan figur yang paripurna bagi seorang wanita. Dengan keutamaan dan kesempurnaan yang dimiliki ini, beliau dikenal sebagai “Sayyidatu Nisa’il Alamin”; yakni Penghulu Wanita Alam Semesta.

Bila Maryam binti ‘Imran, Asiyah istri Firaun, dan Khadijah binti Khuwalid, mereka semua adalah penghulu kaum wanita pada zamannya, tetapi Sayidah Fatimah as adalah penghulu kaum wanita di sepanjang zaman, mulai dari wanita pertama hingga wanita akhir zaman.

Beliau adalah panutan dan suri teladan dalam segala hal. Di kala masih gadis, ia senantiasa menyertai sang ayah dan ikut serta merasakan kepedihannya. Pada saat menjadi istri Ali as, beliau selalu merawat dan melayani suaminya, serta menyelesaikan segala urusan rumah tangganya, hingga suaminya merasa tentram bahagia di dalamnya.

Demikian pula ketika beliau menjadi seorang ibu. Beliau mendidik anak-anaknya sedemikian rupa atas dasar cinta, kebaikan, keutamaan, dan akhlak yang luhur dan mulia. Hasan, Husain, dan Zainab as adalah anak-anak teladan yang tinggi akhlak dan kemanusiaan mereka.
Rasulullah Wafat
 
Sekembalinya dari Haji Wada‘, Rasulullah saw jatuh sakit, bahkan beliau sempat pingsan akibat panas dan demam keras yang menimpanya. Fatimah as bergegas menghampiri beliau dan berusaha untuk memulihkan kondisinya. Dengan air mata yang luruh berderai, Fatimah berharap agar sang maut memilih dirinya dan merenggut nyawanya sebagai tebusan jiwa ayahandanya.

Tidak lama kemudian Rasul saw membuka kedua matanya dan mulai memandang putri semata wayang itu dengan penuh perhatian. Lantas beliau meminta kepadanya untuk membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Fatimah pun segera membacakan Al-Qur’an dengan suara yang khusyuk.

Sementara sang ayah hayut dalam kekhusukan mendengarkan kalimat-kalimat suci Al-Qur’an, Fatimah pun memenuhi suasana rumah Nabi. Beliau ingin menghabiskan detik-detik akhir hayatnya dalam keadaan mendengarkan suara putrinya yang telah menjaganya dari usia yang masih kecil dan berada di samping ayahnya di saat dewasa.


Kepergian Rasul saw merupakan musibah yang sangat besar bagi putrinya, sampai hatinya tidak kuasa memikul besarnya beban musibah tersebut. Siang dan malam, beliau selalu menangis.

Belum lagi usai musibah itu, Fatimah as mendapat pukulan yang lebih berat lagi dari para sahabat yang berebut kekuasaan dan kedudukan.

Setelah mereka merampas tanah Fadak dan berpura-pura bodoh terhadap hak suaminya dalam perkara khilafah (kepemimpinan), Fatimah Az-Zahra’ as berupaya untuk mempertahankan haknya dan merebutnya dengan keberanian yang luar biasa.

Imam Ali as melihat bahwa perlawanan terhadap khalifah yang dilakukan Sayidah Fatimah ra secara terus menerus bisa menyebabkan negara terancam bahaya besar, hingga dengan begitu seluruh perjuangan Rasul saw akan sirna, dan manusia akan kembali ke dalam masa Jahiliyah.

Atas dasar itu, Ali as meminta istrinya yang mulia untuk menahan diri dan bersabar demi menjaga risalah Islam yang suci.

Akhirnya, Sayidah Fatimah ra pun berdiam diri dengan menyimpan kemarahan dan mengingatkan kaum muslimin akan sabda Nabi, “Kemarahannya adalah kemarahan Rasulullah, dan kemarahan Rasulullah adalah kemarahan Allah SWT.”

Sayidah Fatimah ra diam dan bersabar diri hingga beliau wafat. Bahkan beliau berwasiat agar dikuburkan di tengah malam secara rahasia.

Kepergian Putri Tercinta Rasul

 
Bagaikan cahaya lilin yang menyala kemudian perlahan-lahan meredup. Demikianlah ihwal Fatimah Az-Zahra’ as sepeninggal Rasul saw. Ia tidak kuasa lagi hidup lama setelah ditinggal wafat oleh sang ayah tercinta. Kesedihan senantiasa muncul setiap kali azan dikumandangkan, terlebih ketika sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammadan(r) Rasulullah.

Kerinduan Sayidah Fatimah untuk segera bertemu dengan sang ayah semakin menyesakkan dadanya. Bahkan kian lama, kesedihannya pun makin bertambah. Badannya terasa lemah, tidak lagi sanggup menahan renjana jiwanya kepada ayah tercinta.

Demikianlah keadaan Sayidah Fatimah Ra saat meninggalkan dunia. Beliau tinggalkan Hasan yang masih 7 tahun, Husain yang masih 6 tahun, Zainab yang masih 5 tahun, dan Ummi Kultsum yang baru saja memasuki usia 3 tahun.

Yang paling berat dalam perpisahan ini, ia harus meninggalkan suami termulia, Ali as, pelindung ayahnya dalam jihad dan teman hidupnya di segala medan.

Sayidah Fatimah ra memejamkan mata untuk selamanya setelah berwasiatkan kepada suaminya akan anak-anaknya yang masih kecil. Beliau pun mewasiatkan kepada sang suami agar menguburkannya secara rahasia. Hingga sekarang pun makam suci beliau masih misterius. Dengan demikian terukirlah tanda tanya besar dalam sejarah tentang dirinya.

Fatimah Az-Zahra senantiasa memberikan catatan kepada sejarah akan penuntutan beliau atas hak-haknya yang telah dirampas. Sehingga umat Islam pun kian bertanya-tanya terhadap rahasia dan kemisterian kuburan beliau.

Dengan penuh kesedihan, Imam Ali as duduk di samping kuburannya, diiringi kegelapan yang menyelimuti angkasa. Kemudian Imam as mengucapkan salam, “Salam sejahtera bagimu duhai Rasulullah … dariku dan dari putrimu yang kini berada di sampingmu dan yang paling cepat datang menjumpaimu.

“Duhai Rasulullah! Telah berkurang kesabaranku atas kepergian putrimu, dan telah berkurang pula kekuatanku … Putrimu akan mengabarkan kepadamu akan umatmu yang telah menghancurkan hidupnya. Pertanyaan yang meliputinya dan keadaan yang akan menjawab. Salam sejahtera untuk kalian berdua!”


Nama        : Fatimah Binti Rosulullah
Julukan      : Az-Zahra’, Al-Batul, At-Thahirah.
Ayah          : Mahammad.
Ibu            : Khadijah binti Khuwailid.
Kelahiran   : Jumat 20 Jumadil Tsani.
Tempat       : Makkah Al-Mukarramah.
Wafat         : MadinahAl-Munawarah, Tahun 11 H.
Makam       : Tidak diketahui. 


Wallohua'lam
 

Popular Posts

Cloud