Tokoh Ahlusunnah Sunnah wal Jama’ah

Tokoh-tokoh Ahlusunnah Sunnah wal Jama’ah

Bila kita ingin mengetahui sejarah assunah lebih dalam maka kita harus menelusuri kisah dua tokoh besar yaitu:
Nama lengkap beliau adalah Abu Hasan ‘ali bin Ismail,Abi Basyar Ishaq bin salim,bin Abdillah,bin Musa,bin bilal,bin Abi burdah,bin Abi Musa al Asy’ari.
Beliau lahir di Basrah (Iraq) tahun 260 H bertepatan 55 tahun sesudah meninggal Imam Syafi’I .beliau meninggal di Basrah pada tahun 324 H,dalam usia 64 tahun.
Pada awalnya beliau murid bapak tirinya yang pada saat itu ulama besar dari golongan mu’tazilah Syeikh Abu ‘Ali Muhammad bin Abdul Wahab,tetapi kemudian beliau bertaubat dari iqtikat mu’tazilah.pada masa ini banyak ulama mu’tazilah mengajar di Basrah,Kufah,dan Bagdad.
Pada sejarah dinyatakan bahwa pada zaman ini terjadi apa yang dinamakan “fitnah Qur’an mahluk” yang mengorbankan berribu-ribu ulama yang tidak sepaham deagan kaum mu’tazilah
Pada masa Abu hasan al As’ari masih muda ulama-ulama Mu’tazilah sangat banyak di Basrah,Kufah,dan Bagdad.Masa ini masa gilanng-gemilanngnya kaum Mu’tazilah karena pahamnya disokong pemerintah.
Imam Abu Hasan al As’ari juga termasuk salah seorang pemuda kepada seorang syeikh Mu’tazilah ,yaitu imam Muhammad bin Abdul Wahab al Jabai wafat pada tahun 303 H.perlu diketahui bahwa syeikh ini bukan Muhammad bin Abdul Wahab pendiri aliran Wahabi.
Setelah Imam Abu Hasan al Asy’ari mendalami paham Mu’tazilah beliau melihat banyak kesalan dan paham yang menyimpang tidak sesuai dengan I’qtiqat dan kepercayaan Nabi Muhammad SAW, sahabat beliua,dan banyak yang bertentangan denga al Qur’an dan Hadist.
Maka dari itu beliau keluar dari golongan Mu’tazilah dan bertaubat kepada Allah atas kesalaha-kesalahannya yang lalu.disanmping itu biliau tampil dibarisan depan untukl melawan dan mengalahkan kaum Mu’tazilah.
Pada suatu hari beliau naik ke sebuah mimbar di masjid Basrah dan berpidato yang berapi-api dengan suara lantang yang didengar banyak kaum muslimin yang berkumpul di majlis itu.
Diantara pidatonya:
“ Saudar-saudar kaum musliminyang terhormat !
Siapa yang telah mengenal saya,baiklah,tetapi yang belum mengetahui maka saya adalah Abu Hasan ‘Ali al Asa’ri anak dari Ismail bin Basyar.Dulu saya berpendapat bahwa al Quran itu adalah makhluk,bahwa ttuhan tidak bias dilihat dengan mata kepala di akhirat,.dan manusia menjadikan perbuatannya,sebagai mana kaum Mu’tazilah.
Maka, sekarang saya menyatakan terus terang bahwa saya telah taubat dari paham Mu’tazilah dan sekarang sayalemparkan I’tiqat Mmu’tazilah itu seperti saya melemparkan baju ini (ketika itu dilemparkan bajunya dan dilemparkan) dan saya siap setiap saat untuk menolak paham Mu’tazilah yang salah dan sesat”.(I’Ttiqad ahli sunnah wal Jama’ah halaman:22)
Mulai saat itulah imam Abu Hasan berjuang melawan Mju’tazilah dengan lisan dan tulisan,berdebat dan bertanding dengan kaum Mu’tazilah kapan dan dimana pun ,merumuskan dalam kitab-kita karangannya I’qtiqad Ahlusunnah wal Jama’ah sehingga nama beliau tenar sebagai ulama tauhid yang dapat menghancurkan dan menaklukkan paham Mu’tazilah yang dianggapnya sesat dan lari dari ajaran yang digariskan Nabi perlu digaris bawahi bahwa orang Mu’tazilah hanya sebatas Mubdi’ah menerut sebagian ulama.
Beliau menyusun dengan teliti dan sebaik-baiknya dari al Qur’an dan Hadist paham atau I’qtiqat nabi Muhammad SAW, dan sahabat nabi dirinci dengan seksama.Beliau banyak Mengarang buku usuluddin diantaranya :
1.Ibanah fi Usuluddinyah, 3 jilid besar.
2.Maqalatul Islamiyyin.
3.Al Mujaz, 3 jilid besar.
4.Dan lain-lain.
Keistimewaan Imam Abu Hasan dalam menegakkan pahamnya ialah,menggutamakan dalil-dalil al Qura’an dan Hadist juga tidak terlepas dari pertimbangan aqal dan pikirsn berbeda dengan kaum Mu’tazilah yang mendasrkan pemikirannya kepads aqal dan falsafahyang berasl dari yunani dalam membicarakan Usuluddin dan tidak seperti kaum mujassimah (kaum yang menyerupakan tuhan dengan mmahkluk) yang memegang arti lahir Qur’an dan Hadist,sehingga sampai mengatakan tuhan bertangan,bermuka,tuhan duduk di Arasy dan lain sebagainya.nauzubillahi minzalik.
Alhamdulillah,Imam abu hasan al Asya’ari dapat menegakkan suatu mazhab atau aliran yang di namai “ paham Ahlusunnah wal jama’ah” sebagai mana paham yang diyakini dan dii’tqadikan Nabi dan para sahabat beliau.ini sangat patut kitas syukuri karena dengan kegigihan dan semangatnya serta jasa beliau kita bebas dari paham-paham mubdi’ah .
Adapun abu Mansur dianggap juga sebagai tokoh sebagai pembangun Mazhab Ahlisunnah wal Jama’ah dalam usuluddin nama lengkap beliau ialah Muhammad bin Muhammad bin Mahmud.Beliau lahir disebuah desa di Samarqand yang benama “Maturidi” beliau wafat disitu juga pada tahun 333 H yang bertepatan 10 tahun sesudah wafatnya Imam Asyari.
Beliau sangat berjasa dalam rangka mengumpulkan ,memperincikan,dan mempertahankan I’qtiqad Ahli Sunnah wal Jama’ah .Orang aswaja menganggap bahwa kedua Imam inilah pembangu Mazhab Ahlisunnah wal Jama’ah sebagai mana dituturkan sayid Murtadha az Zabidi pengarang kitab “Ittihaf Sadatul Muttaqin” syarah Ihya karangan imam al Gozali.
Pada tahun-tahun selanjut muncullah ulama-ulama besar Kaum Aswaja yang menyebarkan pengajian-pengajian Abu Hasan al Asyari,diantaranya:
1.Imam Abu Bakar al Qaffal (wafat 365 H).
2.Imam Abu ishaq al Asparaini (wafat 411 H).
3.Imam al hafiz Baihaqi (wafat 458 H).
4.Imam Haromain al Juwaini (wafat 460).
5.Imam Abu al Qasim al Qusyairi (wafat 465).
6.Imam al Baqilani.
7.Imam Gozali (wafat 505 H).
8.Imam Fahruddin ar Razi (606 H).
9.Imam izzuddin bin Abdussalam (wafat 660 H).
10.Syeihk Islam Syeikh Abdullah as Sarqawi (wafat 1227 H).
11.Syeihk Ibrahim al Bajuri (wafat 1272 H).
12.Al Allamah syeikh Mumammad Nawawi Bantan,seorang Ulama Indonesia yang mengarang kitab “tijanuddarari”.(wafat 1315 H).
13.Syeihk zainal Abidin bin Muhammad al Fatani.
14.Syeih Muhammad al Jasar at Talabisi.
15.Dan masih banyak lagi yang belum disebutkan.
Ulama-ulama tersebut adalah penganut dan pendukung kuat paham Ahlusunnah yang dibentuk oleh Imam Abu Hasan al Asyari